Jenin – PIP: Sopir Kholil Asyur tidak pernah tahu, ketidak tahuanya di perlintasan Tayba yang memisahkan antara Thulkarem dengan Palestina jajahan 1948 menyebabkan ia harus dirawat di rumah sakit Dr. Tsabit di Thulkarem.
Ashur yang biasa mengangkut barang dagangan melalui gerbang ini, dikagetkan dengan banyakanya serdadu Zionis yang menarik dirinya dari dalam container, diseret sambil dilecehkan dengan bahasa yang menghinakan.
Ashur (46 tahun) sangat kaget dengan tindakan serdadu Zionis yang menyeretnya dari dalam mobil yang ia kendarai sambil dipukuli hingga babak belur. Ia berteriak bahwa ia sedang sakit, namun teriakan itu ta didengarnya, hingga terjatuh ke tanah dengan muka lebam dan tubuhnya serasa patah.
Ia menambahkan, tindakan Zionis yang mamanggil semua sopir container yang namanya tercantum dan biasa melewati perlintasan tersebut. Namun ia lupa, apakah pintu dibuka atau tidak. Yang ia tahu serdadu menyiksanya dengan sangat keras tak bisa ditorerir.
Di sisi lain, ketua asosiasi sopir angkutan umum di Thulkarem, Muhammad Yasin mengatakan, penyiksaan yang dilakukan serdadu Zionis memang biasa mereka lakukan. Bahkan ada intruksi secara langsung dari intel Zionis pada tentaranya agar melecehkan warga Palestina di perlintasan.
15 Ribu Pekerja
Sumber di asosiasi pekerja Palestina menyebutkan, sebanyak 15 ribu Palestina dari Tepi Barat utara setiap harinya melewati perlintasan Tayba. Diantara mereka ada para pekerja, sopir, pedagang dan lainya. Semuanya mengalami berbagai macam pelecehan dan penghinaan. Mereka harus berdiri beberapa jam lamanya untuk sekedar mendapatkan izin dari pengelola perlintasan, disamping penghinaan dan pelecehan. Kondisi ini tentu membuat para pekerja dan sopir harus protes atas kebijakan sewenang-wenang.
Sekretaris umum front perjuangan buruh Palestina, Ziyad Ganem mengatakan, perusahaan keamanan biasanya yang ditugaskan mengoperasikan gerbang perlintasan. Mereka senantiasa melakukan tindakan-tindakan bodoh, dengan memeriksa dan menggeledah warga Palestina, ditengah membludaknya para pekerja. Sementara gerbang ini meruppakan satu-satunya pintu bagi pekerja untuk masuk Tepi Barat. Tak kurang dari 15 ribu tiap harinya pekerja Palestina melewati perlintasan ini.
Para sopir tentunya yang paling banyak mengalami penderitaan, secara khusus. Ada berbagai macam bentuk penghinaan yang dialami para sopir saat mereka memasuki gerbang Tayba. Diantaranya penggeledahan dan pemindahan. Tak segan-segan para sopir harus bongkar muat barang daganganya untuk dapat melalui perlintasan tersebut.
Menunggu Berjam-jam
Abdu Salam Amud, seorang pekerja bangunan di Palestina 48 mengatakan, dirinya datang dari Jenin sejak jam 3 pagi di perlintasan Tayba, agar ia dapat dapat masuk lebih pagi ke dalam pagar kawat, untuk kemudian menunggu izin agar dapat melintasi gerbang tersebut. Biasanya sekitar jam 6 pagi, ia baru dapat izin masuk ke wilayah jajahan 58. Namun kadang, serdadu Zionis menunda-nunda pembukaan gerbang hingga banyak warga yang menumpuk di luar pagar.
Salah satu peraturan yang diterapkan serdadu, adalah berdiri dalam yang lama, sebelum diizinkan masuk, demi untuk membeli barang-barang yang dibutuhkannya. Perlakuan mereka terhadap para wanitapun tak jauh beda. Kebanyakan mereka yang datang ke wilayah Palestina 48 untuk menengok keluarganya atau bekera. Kebanyakan mereka banyak yang kembali karena menolak digeledah oleh serdadu. (asy)
info palestina
0 comments:
Post a Comment
komentar anda...