brat ipoh :D

Latest News

sejarah aceh :Ahmad Kandang Bergerilya


       BANDA ACEH (Waspada): Siapa Ahmad Kandang, tokoh kelompok militan
       di Aceh Utara? Dan siapa Robert, gembong GPK Aceh itu ? Ahmad
       Kandang kini dipaksa bergerilya karena terus diburu oleh ABRI.
       Sementara Robert, dikabarkan sudah come back dari Malaysia.
       Menurut sumber-sumber resmi Waspada, Selasa (5/1), sejak ABRI
       melancarkan serangkaian operasi bersandi Wibawa '99, Muhammad Bin
       Rasyid alias Ahmad Kandang harus tinggal berpindah-pindah dari
       satu rumah ke rumah lainnya.
       Sementara versi lain yang berkembang, tokoh yang dikenal lewat
       perampokan BCA Lhokseumawe 1997 itu sudah bersembunyi di kawasan
       pegunungan dan bergabung dengan pengikut lainnya. Pengasingan
       sementara itu, kata sumber yang tahu persis sepak terjang Ahmad
       Kandang, untuk menyusun kekuatan, yang beberapa hari terakhir,
       kelompoknya dipaksa mundur dan mengundurkan perlawanan dari
       aparat.
       Seorang Ahmad yang berusia kepala tiga itu, berasal dari Desa
       Kandang, sebelum dikenal sebagai tokoh sentral di balik berbagai
       kerusuhan, dia merupakan seorang pemuda memiliki naluri bisnis.
       Sehingga banyak usaha yang digeluti seperti angkutan umum dan
       tambak udang dinilai berhasil.
       Di daerahnya, dia dikenal sebagai orang yang ringan tangan dan
       sering memberi bantuan kepada sekelompok pemuda dan masyarakat di
       sana. Sifat kedermawanannya itu, membuat masyarakat kebanyakan di
       situ menjadi lebih simpati kepadanya. Dari sinilah dia mulai
       memainkan peranan mempengaruhi massa dan mendoktrin masyarakat
       untuk bermantal sparatis.
       Ahmad Kandang menurut sumber Waspada, disebut-sebut satu dari
       sekian banyak orang yang dikader alm. Hasan Saleh, pentolan DI/TII
       Aceh di masanya.
       Menurut masyarakat yang tidak mau menyebut jati dirinya kepada
       Waspada, kemarin petang Ahmad Kandang masih berada di rumah
       sewaannya di Desa Meunasah Baro. Dia menyewa rumah itu setelah
       markasnya di Meunasah Blang sudah terdeteksi oleh pihak aparat.
       Kepada masyarakat setempat, Ahmad Kandang mengatakan tidak
       bersedia meladeni duel senjata dengan pihak keamanan di kawasan
       keumukiman kelahirannya ini karena akan membinasakan masyarakat
       sipil seperti dalam kasus Pusong.
       "Tapi, jika di gunung yang letaknya bersebelahan dengan Keumukiman
       Kandang itu, saya kapan saja oke," ujar masyarakat menirukan
       ucapan Ahmad Kandang.
       Kemarin pagi, Ahmad Kandang sempat memancing aparat keamanan
       dengan dua kali letusan senjata api di kawasan pegunungan, tempat
       robohnya Rahman Paloh, salah seorang pembobol Bank BCA
       Lhokseumawe. Namun tidak sampai terjadi kontak senjata,
       kemungkinan karena aparat tidak menangkap suara letusan itu.
       Sementara dari Pusong, menjelang Rabu (6/1) dinihari, masyarakat
       melaporkan sejumlah rumah penduduk digedor kelompok Ahmad Kandang.
       Mereka dipaksa bergabung melakukan aksi makar.
       Surya Dharma alias Robert
       Sebaliknya siapa sebenarnya Robert, putra minang yang bernama asli
       Surya Dharma itu? Tahun 1985, prajurit satu dari Batalyon 113 Kota
       Bakti, Pidie, ini pernah dikirim oleh kesatuannya ke Timor Timur
       untuk memberangus kelompok pemberontak pretelin.
       Sekembalinya dari sana, kata seorang mantan sipir penjara di Sigli
       kepada Waspada, Robert membuat ulah memukul anggota Polisi Militer
       ketika nonton di bioskop Beringin. Oleh komandannya, Robert
       dikenai hukuman dan sempat dititipkan di LP Sigli.
       Setahun kemudian, Robert kembali membuat heboh dengan membobol kas
       berisi uang kontan ratusan juta rupiah milik PT. Arun. Karena
       terus bermasalah, akhirnya pemuda kelahiran Lampaseh Kota Banda
       Aceh, ini dikeluarkan dari dinas militer.
       Sejak itu, Robert meleburkan diri dengan kelompok separatis Hasan
       Tiro dan melakukan serangkaian aksi pembunuhan di wilayah Aceh.
       Nama Robert pun berkibar lewat serangkaian peristiwa semasa
       diberlakukannya DOM di Aceh tahun 1989. Dia bersama Arjuna,
       berhasil meloloskan diri dari pemburuan aparat keamanan setelah
       sebelumnya memukul seorang Camat di Batee, Kabupaten Pidie.
       Dari rentetan ''daftar dosa'' versi aparat, waktu itu, Robert yang
       dikabarkan sudah lolos ke Malaysia, oleh Pengadilan Negeri
       Lhokseumawe, divonis mati secara in absentia.
       Dedengkot Aceh Merdeka ini, menurut keterangan, adalah pengikut
       Hasan Tiro, yang memproklamirkan ''Negara Aceh Merdeka'' 1976.
       Waktu itu, Hasan Tiro sebagai Menteri Luar Negeri DI/TII merupakan
       kepercayaan Tgk. Daud Beureueh. Kebetulan Hasan Tiro berdomisili
       di Amerika Serikat, untuk tugas belajar yang diberikan Pemerintah
       RI.
       Dia sempat beberapa waktu berada di Aceh. Kedatangan Hasan Tiro,
       oleh pejabat Aceh disambut sangat baik. Saat itu, Gubernur Aceh
       dijabat oleh A.Muzakkir Walad, mengira kedatangan Hasan Tiro untuk
       menanamkan modal ke Aceh.
       Rupanya, kedatangan Hasan Tiro yang hanya tiga hari itu bukan
       untuk inves, melainkan waktunya dipergunakan untuk memproklamirkan
       negara Aceh Merdeka, 4 Desember 1976 di Tiro, tempat kelahiran
       pemuda cerdas tersebut.
       Sewaktu Hasan Tiro memproklamirkan Negara Aceh Merdeka, Hasan
       Saleh, waktu itu, sekitar tahun 1962 sudah turun gunung dan
       kembali kepangkuan Ibu Pertiwi. Pertentangan kepentingan pun tak
       terhindarkan, sehingga misi untuk memisahkan Aceh dari RI dalam
       pandangan kedua tokoh sentral tersebut bertolak belakang.
       Hasan Tiro menganggap Hasan Saleh telah berkhianat terhadap apa
       yang disepakati semula, yaitu mendirikan Negara Islam. Makanya,
       sewaktu Hasan Tiro diminta kembali pulang oleh Daud Beureueh dari
       Amerika untuk menghadiri Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh tahun
       1962 di Desa Lamteh, Aceh Besar, (bukan di lapangan Blang
       Padang-red) dia membangkang. Alasannya tegasnya, dia tidak mau
       bergabung dengan RI.
       Hasan Saleh yang sudah bertobat itu, tidak senang dengan misi yang
       dimainkan Hasan Tiro. Dalam berbagai kesempatan, Hasan Saleh dan
       pengikutnya, melakukan strategi kontra inteligen. Sehingga
       merepotkan pihak atau pengikut Hasan Tiro.
       Puncak perseteruan antara ke dua tokoh tersebut, Hasan Saleh
       ditembak oleh anak buah Hasan Tiro. Tembakan pertama meleset dan
       hanya mengenai pinggul Hasan Saleh, sedangkan tembakan susulan
       mengenai tiang Meunasah, tempat Hasan Saleh mendiskreditkan
       perjuangan Hasan Tiro.
       Peristiwa yang berlangsung tahun 1978 itu, Hasan Saleh sempat
       meloloskan diri dan bersembunyi di balik tebing sungai Meutareuem,
       Kabupaten Pidie. Meski lolos dalam insiden itu, beberapa tahun
       kemudian akhirnya dia tewas di pembaringan akibat sakit menua.
       "Gandeng Tangan"
       Kembali ke Ahmad Kandang dan Robert, dua pentolan sparatis yang
       sebelumnya berseteru kini tampak mulai ''bergandengan tangan''.
       Kenapa ? Dari analisis sementara, kemungkinan karena posisi mereka
       yang terjepit.
       Begitu pun ABRI yang memang sangat direpotkan dengan sepak terjang
       Ahmad Kandang dan Robert itu, sudah sangat siap dengan segala
       resikonya.
       Berkat kesigapan aparat keamanan, kondisi Lhokseumawe dan
       sekitarnya dilaporkan wartawan Waspada, hingga Selasa (5/1) malam
       berangsur pulih, diwarnai dengan dibukanya sebagian besar ruko.
       Begitu juga jalur transportasi darat, yang sebelumnya sempat
       ditutup, kembali dibuka.
       Kondisi tenang itu, karena ABRI telah menyisir rumah penduduk
       secara door to door, di kawasan yang dianggap tempat persembunyian
       Ahmad Kandang. Namun yang dicari belum juga ditemukan dan
       diperkirakan dia sudah meloloskan diri ke Malaysia.
       Menanggapi itu, Danrem 011/LW Kol. Inf. Jhonny Wahab, S.Sos
       memperkirakan Ahmad Kandang, yang disebut-sebut memiliki ilmu
       kebal, itu masih berada di Aceh Utara. (b06/b04/b02)
sumber
sejarah aceh :Ahmad Kandang Bergerilya
  • Open ID Comments
  • Facebook Comments

0 comments:

Post a Comment

komentar anda...

Top