brat ipoh :D

Latest News

Jihad untuk Rohingya

Kemana perginya pendekar HAM? Mengapa mereka tiarap? Di mana suaranya? Mengapa ketika muslim yang dibantai, tidak ada yang membela?


Begitulah yang sering kita dengar jika ada pelanggaran HAM yang terjadi pada umat Islam. Dalam kasus terbaru, kita tersentak dengan pelanggaran HAM yang terjadi pada etnik Rohingya. Sudah ribuan umat Islam di Burma meregang nyawa. Mereka wafat karena kebiadaban junta militer. Nah ketika saudara seaqidah Islam itu dibantai, umat Islam pun protes pada pengiat HAM yang tidak rajin bersuara pada pelanggaran HAM yang dialami oleh umat Islam.
Kasus pelanggaran HAM yang dialami oleh etnik Rohingya tidaklah terjadi tiba-tiba. Itu bukan masalah kemarin sore yang dengan sekali disentil, langsung meletup. Pada awalnya dua etnik yang berbeda agama sudah hidup damai sejak lama. Etnik Rohingya beragama Islam dan etnik Rakhine beragama Budha. 
Pematik konflik ini mulai digail setelah junta militer Burma menerapkan  undang-undang  kewarganegaraan yang tidak mengakui etnis Rohingya sebagai warga negara Myanmar. Nasib etnis Rohingya yakni punya tanah kelahiran namun ditolak oleh negara. Padahal mereka sudah tinggal di Arakan sejak ratusan tahun lalu setelah pedagang Arab menyebarkan Islam. Kemudian datang umat Budha menetap di Arakan. 
Rezim Burma menyatakan etnik Rohinya bernegara Bangladesh. Sebaliknya, Bangladesh tidak mengakui keberadaannya. Wal hasil, mereka tidak memiliki status negara. Diusir dari Burma untuk kembali ke Bangladesh atau ke negara lain. Warga Aceh sudah pernah menampung pengungsi yang kabur dari sana dengan tujuan mencari suaka politik ke Australia. Ada puluhan etnik Rohingya  yang terdampar ke Banda Aceh, Idi Aceh Timur, Aceh Barat dan lain-lain karena boatnya rusak.
Pada akhirnya, junta militer Burma melakukan manajemen belah bambu. Umat Islam sebagai minorita diinjak kakinya dan umat Budha yang mayoritas diangkat setinggi-tingginya. Dari awal konflik etnis menjalar ke etnik agama. Tentara Burma yang beragama Budha melakukan pelanggaran HAM terhadap  umat Islam.  Kondisi parah ini dilakukan sejak tahun 1960-an seiring berkuasanya junta militer. Umat Islam semakin menurun jumlahnya.
Sebagai umat Islam yang berprinsip bahwa persaudaraan sejatinya berdasarkan aqidah,apa yang bisa kita lakukan? Berteriak sekeras-kerasnya dengan menyalahkan mengapa barat atau pengiat HAM tidak bela umat Islam di Burma tidak akan membuahkan hasil.
Yang bisa dilakukan oleh umat Islam di Indonesia yakni melakukan unjuk rasa meminta kepada Presiden SBY untuk melakukan usaha diplomatik kepada Pemerintah Burma. Tekanan antara negara apalagi dengan membawa bendera ASEAN atau OKI lebih bergaung dengan membawa payung kemanusiaan. Melalui nilai-nilai kemanusiaan, maka semua negara bisa ditembus.
Pada waktu bersamaan, organisasi Islam seperti NU,Muhammadiyah, Hizbut Tahrir Indonesia, HMI, PII, Kammi dan lain-lain untuk terus bersuara melalui media, melakukan demostrasi di jalan-jalan serta mengalang bantuan dana untuk dikirim ke Rohingya. Bagaimanapun derita umat Islam di seluruh dunia adalah nestapa kita juga. Islam tidak dibatasi oleh sekat negara. Di mana pun ada umat Islam, di sana ada saudara seiman.
Jihad untuk Rohingya bisa dilakukan dengan berbagai cara tanpa perlu terjun ke sana. Bagi masyarakat umum, paling lemah yakni membenci kejahatan-kejahatan yang dilakukan oleh junta militer terhadap warga sipil. Selebihnya, kita terus berdoa, meminta presiden atau tokoh agama dan lain-lain untuk dikirim tim pemantau ke sana. Jika kita sudah diam karena merasa tidak ada hasilnya, maka kita sudah kalah sebelum kekalahan yang sebenarnya diketuk palu. 
(Murizal Hamzah)gemabaiturrahman
Jihad untuk Rohingya
  • Open ID Comments
  • Facebook Comments

0 comments:

Post a Comment

komentar anda...

Top