Ramallah – : Analisasis-analisis para
intelektual Zionis terus menjelaskan kondisi Palestina. Peneliti Zionis
Ehud Eilm, pakar bidang keamanan nasional menyebutkan sejumlah faktor
yang mengakibatkan meletusnya intifadhah ketiga.
Dalam artikel yang ditulis di
surat kabar Israel Yedeot Aharonot, peneliti Zionis ini menyebutkan
sejumlah faktor tersebut. Di antaranya adalah kebekuan
perundingan-perundingan politik antara Palestina dan Israel. Dia
memperingatkan bahwa Otoritas Palestina bisa sampai pada keyakinan bahwa
hanya perlawanan saja sebagai jalan untuk melanjutkan perundingan dan
mendorong Negara Israel memberikan konsensi-konsesi.
Ehud Eilm melanjutkan,
“Kondisi di ranah internasional juga mendorong pecahnya intifadhah
ketiga di Tepi Barat. Pemerintah Amerika lebih terganggu oleh tekad
Israel untuk menggempur Iran dari pada kemungkinan meletusnya intifadhah
Palestina.”
Peneliti Zionis ini memberikan
bukti bahwa Amerika sengaja mengabaikan isu Palestina dalam rangka
berupaya meyakinkan entitas Zionis Israel untuk tidak menyerang Iran.
Dia menambahkan, “Bukti terbaik atas hal itu adalah tidak adanya
prakarsa dan inisiatif politik apapun yang memberikan harapan untuk
orang-orang Palestina. Berdasarkan hal itu, orang-orang Palestina akan
sampai pada kesimpulan, yang intinya adalah kembali kepada kekerasan dan
benturan yang akan mengembalikan perhatian internasional pada isu
Palestina.”
Ehud Eilm menegaskan bahwa
Negara Islam telah kehilangan Presiden Hursni Mubarak yang berperan
sebagai wali bagi Otoritas Palestina. Revolisi Mesir telah menaikan
Ikhwanul Muslimin yang terkenal solidaritasnya pada gerakan Hamas ke
tampuk kekuasaan. Dia mengklaim bahwa Hamas, dengan dibantu Mesir, tidak
hanya akan mengokohkan kedudukannya saja, namun akan menunjukkan
sebagai alternative bagi Otoritas Palestina di Tepi Barat.
infopalestina
infopalestina
0 comments:
Post a Comment
komentar anda...