brat ipoh :D

Latest News

Kapal Migran Aceh Karam

Polisi Maritim Malaysia berdiri dekat mayat korban boat tenggelam para TKI yang dievakuasi dari laut kawasan Banting, Rabu(18/6).
KUALA LUMPUR - Sebuah kapal kayu yang mengangkut 97 migran Indonesia asal Aceh--termasuk wanita dan anak-anak--karam di perairan sekitar Pulau Carey, Kuala Langat, Selangor, Malaysia, Rabu (18/6) dini hari. Hingga sore kemarin, 31 penumpang kapal nahas tersebut masih dalam pencarian sedangkan lima orang dipastikan tewas saat dievakuasi oleh tim penyelamat.

Hingga tadi malam belum ada sumber yang bisa mengonfirmasikan identitas korban, baik yang selamat, hilang, maupun tewas. Begitu juga daerah asal korban di Provinsi Aceh. Namun diyakini, warga Aceh yang masuk ke Malaysia secara ilegal tersebut sedang dalam perjalanan kembali ke kampung asalnya menjelang masuk bulan puasa.

“Identitas korban sedang diverifikasi,” kata Wakil Duta Besar Republik Indonesia untuk Malaysia, Hermono, di Kuala Lumpur, Rabu.

Sekitar pukul 22.00 WIB tadi malam, sumber Serambi di Kuala Lumpur mengirimkan data bertulis tangan mencantumkan nama-nama yang diduga terkait dengan musibah kapal tenggelam tersebut. Tetapi tidak ada keterangan rinci, apakah berstatus korban selamat, hilang atau meninggal.

Data sementara ada 30 nama yang dikirimkan melalui BlackBerry Messenger. Sebagian besar merupakan warga Aceh, empat di antaranya warga Sumut, dan beberapa asal Pulau Jawa dan Madura.

Update informasi yang dilansir Antara sekitar pukul 23.00 WIB tadi malam dengan mengutip Wakil Dubes RI untuk Malaysia, Hermono menjelaskan, dalam musibah itu ada dua wanita yang sedang hamil tua dan seorang anak usia 6 tahun berhasil diselamatkan.

Menurut penjelasan pihak KBRI Kuala Lumpur, kapal yang membawa 97 WNI tersebut dalam pelayaran pulang ke Indonesia menuju Tanjung Balai Asahan, Sumatera Utara.

“Korban selamat tersebut, sebanyak 31 orang ditolong oleh nelayan dan APMM (Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia) dan 30 orang lagi menyelamatkan diri dengan berenang,” ungkapnya.

Kapal kayu tersebut berangkat dari Pulau Carey, Selasa 17 Juni 2014 sekitar pukul 11 malam. Namun setelah satu jam perjalanan, kapal tersebut diinformasikan tenggelam.

Pihak KBRI Kuala Lumpur mendapat laporan tenggelamnya kapal tersebut pada Rabu kemarin sekitar pukul 10 pagi dari pihak kepolisian Malaysia.

Hermono menjelaskan, pihak KBRI Kuala Lumpur meminta pihak Malaysia agar korban selamat bisa dipulangkan secepatnya ke Tanah Air dan korban yang kurang sehat agar segera ditangani dokter dan diobati. Bahkan untuk sejumlah korban yang kondisi fisiknya tidak memungkinkan untuk ditahan, ia meminta agar dibawa ke KBRI Kuala Lumpur.

Hingga tadi malam korban selamat masih ditempatkan di Sepang dan kantor Polisi Telok Panglima Garang, Selangor.

Informasi lainnya yang dihimpun dari berbagai sumber menyebutkan, para korban tewas sempat disemayamkan di ruang jenazah Rumah Sakit Klang, Selangor dan selanjutnya, menurut satu informasi, jenazah korban dibawa ke Kuala Lumpur untuk kepentingan autopsi.

Menurut Hermono, hingga siang menjelang sore kemarin masih ada 31 penumpang lagi yang belum ditemukan. Kedutaan Besar Indonesia untuk Malaysia, ujar Hermono, sedang berkoordinasi dengan pihak berwenang Malaysia untuk melanjutkan proses penyelamatan seluruh penumpang kapal. Untuk korban meninggal, katanya, pihak berwenang melakukan identifikasi guna mengetahui data korban. “Jika ditemukan korban ada anak dan balita yang selamat, kemungkinan akan dibawa ke shelter penampungan TKI bermasalah di Kedutaan Besar Indonesia,” katanya.

Kedutaan Besar Indonesia di Kuala Lumpur terus memonitor perkembangan penanganan korban kapal tenggelam itu. Atas kecelakaan mematikan itu, pihak Kedutaan Besar Indonesia di Kuala Lumpur menyatakan prihatin dan meminta para pekerja Indonesia tanpa dokumen resmi tidak kembali ke Tanah Air melalui jalur tidak resmi karena sangat membahayakan keselamatan jiwa.(tempo/bbc/ant/)
Kapal Migran Aceh Karam
  • Open ID Comments
  • Facebook Comments
Top