brat ipoh :D

Latest News

Sudah 10 Korban Tewas Dikenali

BANDA ACEH - Upaya mengidentifikasi siapa sesungguhnya 14 jenazah yang ditemukan pascatenggelamnya kapal kayu--belakangan diketahui bernama Kelanang--pada Rabu (18/6) dini hari di perairan Selangor, Malaysia, terus dilakukan. Hingga Jumat (20/6) kemarin, total jenazah yang sudah dikenali mencapai 10 orang yang terdiri 9 warga Aceh dan satu asal Sumatera Utara.

Keempat jenazah yang baru teridentifikasi itu adalah Anwar, lahir di Desa Kuta Pangwa, 7 Oktober 1984, alamat Gampong Kuta Pangwa, Kecamatan Trienggadeng, Pidie Jaya; Ibrahim dengan nomor KTP 1108111004860001; Erwin David, lahir di B Durian, 5 Januari 1993, alamat Jalan Gaharu I, Gang Bengkuang 198-B Harjosari I, Amplas Medan, dengan nomor KTP 1271090501930001 dan seorang lagi perempuan bernama Juariah (kelahiran 1994) asal Idi Rayeuk, Aceh Timur.

Sehari sebelumnya, teridentifikasi enam korban tewas yang sebagian besar putra Aceh, yakni Iskandar (Pidie), Muhammad Safri (Bireuen), Mansurni (Bireuen), Mahlil (Bireuen), Abdurohman (Aceh Timur), dan Rustam Efendi, warga Tanjung Balai, Sumatera Utara, tapi kelahiran Banda Aceh.

Informasi tentang nama-nama korban tewas yang sudah dikenali itu diperoleh Serambi secara bertahap dari Biro Humas Pemerintah Aceh dua hari lalu dan kemarin. Biro Humas mendapatkannya dari Drs Said Rasul (Kepala Badan Penanggulangan Bencana Aceh) dan Drs Bukhari AKS (Kepala Dinas Sosial Aceh) yang diutus Gubernur Zaini Abdullah ke Malaysia untuk merespons musibah yang korbannya sebagian besar warga Aceh itu.

Tim yang diutus ke Malaysia itu, masih terus melakukan upaya-upaya untuk segera bisa memulangkan para korban tewas maupun yang hidup ke Tanah Air.

Jenazah korban sampai Jumat sore masih disemayamkan di Tengku Ampuan Rahimah Hospital, Klang, Selangor, Malaysia. Delapan di antaranya warga Aceh dan mereka inilah yang akan dipulangkan.

Kepala Biro Humas Pemerintah Aceh, Murthalamuddin menambahkan, Tim Pemerintah Aceh yang diutus ke Malaysia itu juga dibantu oleh relawan dan tokoh masyarakat Aceh di sana, di antaranya Teungku H Mansor Usman, Sa’aduddin, dan Tgk Bukhari.

Mereka sampai kemarin sore terus melakukan upaya pengurusan administrasi korban di Balai Kepolisian Kuala Langat, Selangor.

“Apabila pengurusan administrasi selesai, kemungkinan besok jenazah sudah bisa dipulangkan ke Aceh. Lima jenazah sudah memenuhi syarat untuk dipulangkan,” kata Murthalamuddin.

Sementara itu, pencarian korban yang belum ditemukan sebanyak 22 orang lagi terus dilakukan Tim SAR Malaysia di sekitar lokasi kejadian. Namun, seharian kemarin tak seorang korban pun ditemukan. Kenyataan itu memantik spekulasi bahwa kemungkinan di antara korban ada yang berhasil menyelamatkan diri begitu kapal karam, mengingat lokasi kejadiannya di muara yang airnya dangkal. Namun, karena statusnya sebagai pendatang ilegal ke Malaysia, orang tersebut tidak berani melapor kepada kepolisian setempat.

Jika ada korban yang selamat namun enggan melapor ke polisi atau imigrasi setempat, Murthalamuddin berharap segera memberi kabar ke pihak keluarganya di Aceh, sehingga orang tersebut tidak lagi dianggap sebagai orang hilang.

Murthala juga menambahkan, sepanjang Jumat kemarin posko pengaduan dan pelayanan informasi yang mereka buka sejak Kamis (19/6) pagi ramai dihubungi keluarga korban dan pihak lainnya yang bertanya apakah di antara penumpang kapal yang nahas itu ada keluarga mereka.

Sampai sore kemarin, tidak kurang 200 penelepon dari Aceh dan luar Aceh menghubungi posko yang dikoordinir Dr Mahyuzar, staf Biro Humas Pemerintah Aceh itu. Mereka menyediakan dua nomor khusus untuk dihubungi, yakni 081327720271 dan 085222221933. (tribun)
no image
  • Open ID Comments
  • Facebook Comments
Top