SUKA MAKMUE - Puluhan mobil
penumpang dan mobil pribadi yang melintas di ruas jalan Jeuram-Takengon
kawasan Beutong Ateuh, Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang, Kabupaten
Nagan Raya, hingga Selasa (18/5) tadi malam terjebak timbunan longsor
sepanjang 15 meter, setelah kawasan itu dilanda hujan lebat sejak Jumat
(14/6) lalu.
Material tanah gunung dan bebatuan yang luruh ke badan jalan itu menyebabkan arus transportasi warga dan angkutan umum masih belum lancar. Mobil yang akan melintas terpaksa didorong warga bersama sejumlah penumpang agar perjalanan mereka lancar.
“Longsoran tanah gunung ke badan jalan di Beutong Ateuh ini sudah terjadi sejak Jumat lalu. Tapi sampai sekarang dibiarkan begitu saja tanpa ada penanggulangan dari pihak terkait,” kata Safruddin, Keuchik Blang Meurandeh, Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang yang melaporkan peristiwa itu kepada Serambi, Selasa (18/6) di Jeuram.
Menurutnya, masyarakat di wilayah dataran tinggi itu tidak mampu membersihkan tanah longsor yang menimbun badan jalan, karena mereka tak mampu memindahkannya secara manual menggunakan cangkul dan pangki. Soalnya, material yang luruh ke badan jalan itu terdiri atas bebatuan dan tanah gunung.
Keuchik Safruddin menambahkan, longsor yang terjadi di Beutong Ateuh Banggalang itu sebetulnya sudah pernah dilaporkan kepada pihak terkait untuk ditanggulangi. Tapi, hingga sekarang, belum kunjung ditangani sehingga masih banyak kendaraan yang belum bisa melintas.
“Saat ini ada belasan mobil yang masih menunggu antrean untuk bisa melewati longsor di Beutong Ateuh,” lapornya kemarin sore.
Ia berharap, longsoran tanah dan batu gunung yang terjadi di wilayah ini secepatnya ditangani pihak terkait sehingga arus lalu lintas warga dan barang kembali lancar. Apalagi curah hujan dengan intensitas tinggi masih terus terjadi di wilayah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Aceh Tengah ini.
Hingga kemarin sore, sebagian kendaraan yang meluncur dari arah Takengon, Aceh Tengah maupun sebaliknya dari arah Jeuram, Nagan Raya, terpaksa berbalik arah dan membatalkan perjalanan mereka melintasi kawasan ini, karena timbunan longsor belum terangkat dan masih berada di atas badan jalan. (edi)
Material tanah gunung dan bebatuan yang luruh ke badan jalan itu menyebabkan arus transportasi warga dan angkutan umum masih belum lancar. Mobil yang akan melintas terpaksa didorong warga bersama sejumlah penumpang agar perjalanan mereka lancar.
“Longsoran tanah gunung ke badan jalan di Beutong Ateuh ini sudah terjadi sejak Jumat lalu. Tapi sampai sekarang dibiarkan begitu saja tanpa ada penanggulangan dari pihak terkait,” kata Safruddin, Keuchik Blang Meurandeh, Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang yang melaporkan peristiwa itu kepada Serambi, Selasa (18/6) di Jeuram.
Menurutnya, masyarakat di wilayah dataran tinggi itu tidak mampu membersihkan tanah longsor yang menimbun badan jalan, karena mereka tak mampu memindahkannya secara manual menggunakan cangkul dan pangki. Soalnya, material yang luruh ke badan jalan itu terdiri atas bebatuan dan tanah gunung.
Keuchik Safruddin menambahkan, longsor yang terjadi di Beutong Ateuh Banggalang itu sebetulnya sudah pernah dilaporkan kepada pihak terkait untuk ditanggulangi. Tapi, hingga sekarang, belum kunjung ditangani sehingga masih banyak kendaraan yang belum bisa melintas.
“Saat ini ada belasan mobil yang masih menunggu antrean untuk bisa melewati longsor di Beutong Ateuh,” lapornya kemarin sore.
Ia berharap, longsoran tanah dan batu gunung yang terjadi di wilayah ini secepatnya ditangani pihak terkait sehingga arus lalu lintas warga dan barang kembali lancar. Apalagi curah hujan dengan intensitas tinggi masih terus terjadi di wilayah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Aceh Tengah ini.
Hingga kemarin sore, sebagian kendaraan yang meluncur dari arah Takengon, Aceh Tengah maupun sebaliknya dari arah Jeuram, Nagan Raya, terpaksa berbalik arah dan membatalkan perjalanan mereka melintasi kawasan ini, karena timbunan longsor belum terangkat dan masih berada di atas badan jalan. (edi)
Editor : bakri aceh.tribunnews