Majalah New York Time mengutip pernyataan dari pejabat tinggi Israel bahwa negaranya sudah memulai operasi militer dan diplomasi di Amerika serikat serta Eropa yang menyerukan agar memberikan dukungan kepada rezim sementara Mesir yang didukung oleh militer di sana.
Pejabat tersebut mengatakan duta besar-duta besar Israel di Washington, London, Paris, Berlin, Brussel dan ibu kota lainnya akan melakukan pertemuan dengan menteri luar negeri sejumlah menteri luar-negeri negara tersebut. Ia menambahkan, pada saat yang sama Israel akan melakukan tekanan secara diplomasi terhadap negara asing.
Dia menegaskan Israel mengatakan kepada mereka, “Militer Mesir adalah harapan satu-satunya untuk menghalangi situasi chaos lainnya yang akan terjadi di Kairo.” Israel berusaha berbicara dan melakukan pendekatan dengan pejabat-pejabat yang memiliki memiliki pengaruh yang tujuannya kurang lebih, “Jika kalian tidak senang apa yang dilihat yang kalian lihat di Mesir apa alternatifnya? Menurut Israel cuman ada dua pilihan yang harus dilakukan di Mesir diperintah oleh militer atau terjadi chaos.”
Sementara itu koran Jerusalem Post Israel dalam laporannya beberapa hari lagi lalu mengatakan, Israel sedang melakukan dan memimpin diplomasi di sejumlah negara barat termasuk Washington, Brussel dan sejumlah ibukota Eropa lainnya untuk meyakinkan pemerintah di negara-negara tersebut agar berhenti mengecam penggunaan kekerasan yang berlebihan dari pihak keamanan aparat keamanan Mesir dalam menyikapi para pengunjuk rasa pendukung presiden Mursi dan Jamaah Ikhwanul Muslimin.
Harian tersebut mengatakan sejak junta militer Abdul Fattah Al-Sisi menggulingkan dan memakzulkan paksa pemerintah islami di Mesir enam pekan lalu Israel mulai melakukan usaha diplomasi rahasia melalui negara-negara sahabat untuk menggunakan pengaruhnya dan diplomasinya yang kuat dalam mendukung kudeta dan pemakzulan paksa mursi.
Harian menegaskan bahwa Israel saat ini sedang melakukan tekanan besar terhadap negara negara sahabat semenjak pekan yang lalu untuk tidak menyebut insiden lapangan Rabi'ah Adawiyah dan Nahdah sebagai pembantaian.
Jerusalem Post
mengatakan Israel khawatir kecaman-kecaman yang berlangsung terus
menerus dari pemerintah barat akan melemahkan pemerintah yang didukung
oleh militer di Mesir dan hal itu akan dimanfaatkan oleh Jamaah IM untuk
menggalang kekuatan dan memperkuat posisinya dalam melakukan negoisasi
solusi atas krisis politik di negeri tersebut. (bsyr)infopalestina