YOGYAKARTA - Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) menyatakan bahwa tragedi pengusiran dan pembantaian masyarakat Muslim Rohingya oleh Junta Militer Myanmar berjalan berpuluh-puluh tahun sejak 1978, merupakan kejahatan kemanusiaan yang tidak bisa dibenarkan alasan apapun.
Pernyataan arogan Presiden Myanmar Thein Sein, bahwa Genocida Muslim Rohingya merupakan solusi konflik etnis dan agama di Myanmar membuktikan kepada dunia bahwa tindakan rezim barbar Myanmar telah menghina kemanusiaan dan melukai umat Islam sedunia.
Buktinya, rezim meminta Kepala Badan Dunia untuk Pengungsi (UNHCR) Antonio Guterres, untuk menampung warga Rohingya yang masih tinggal di Myanmar di kamp pengungsi yang dikelola UNHCR, atau dideportasi karena dianggap bukan etnis Myanmar.
Adalah keji, ketika pemerintah Myanmar menolak tragedi kemanusiaan yang ditimpakan Muslim Rohingya di Rakhine Utara bermotif agama. "Peristiwa di Rakhine bukan karena penindasan agama atau diskriminasi," kata Presiden U Thein Sein, Senin (30/7). Apakah jika tidak bermotif agama, lalu rezim barbar Myanmar merasa berhak membantai masyarakat Muslim Rohingya dengan alasan etnis?
Berdasarkan fakta-fakta di atas, Majelis Mujahidin mengutuk genosida masyarakat muslim Rohingya oleh pemerintah Myanmar, dan meminta kedutaan Myanmar di Jakarta segera menyampaikan pernyataan sikap Majelis Mujahidin ini ke Pemerintah Myanmar.
Majelis Mujahidin juga menegaskan apabila presiden Myanmar Thein Sien tidak segera mengambil inisiatif menghentikan pengusiran dan genosida masyarakat Muslim Rohingya, maka Majelis Mujahidin mendesak pemerintah Indonesia memutus hubungan diplomatik, dan mengusir Duta Besar Myanmar dari Jakarta.
Respon Dunia Barat dinilai MMI terkesan membiarkan konflik dan kebrutalan pemerintah Myanmar, sementara mereka mengacak-acak dunia Islam di Timur Tengah, merupakan diskriminasi politik Negara-negara Barat terhadap Islam dan kaum Muslimin.
Untuk itu MMI mengajak seluruh komponen bangsa yang masih menghargai kemanusiaan, terutama umat Budha di Indonesia agar para bhiksu ikut berpartisipasi mendesak rezim Myanmar menghentikan tindakan etnis cleansing terhadap masyarakat Rohingya.
Namun, jika solusi diplomatik yang disampaikan MMI tidak menghentikan kebiadaban pemerintah Myanmar terhadap masyarakat Rohingya, maka MMI menyeru kaum Muslimin dan para mujahid supaya melaksanakan misi Jihad fi Sabilillah, guna menghentikan kemungkaran yang menimpa masyarakat Muslim Rohingya.
Demikian pernyataan sikap Majelis Mujahidin yang disampaikan Lajnah Tanfidziyah Majelis Mujahidin Indonesia ditanda tangani oleh Irfan S. Awwas selaku ketua dan M. Shabbarin Syakur sebagai sekretaris. [Ahmed Widad](voa-islam.com)
0 comments:
Post a Comment
komentar anda...