Tentara Amerika Serikat, Bowe Bergdahl akhirnya dibebaskan setelah
diculik Taliban di Afganistan selama lima tahun. Selama dalam
penyekapan, Bergdahl dilaporkan mengajarkan kemampuannya dalam membuat
bom kepada para militan Taliban.
Daily Mail pada tahun 2010 lalu, mewawancarai komandan distrik
Taliban di Paktika yang menyebut dirinya Haji Nadeem. Dia mengatakan
bahwa selama ditahan, Bergdahl mengajarkan para militan cara membongkar
telepon genggam dan mengubahnya menjadi remote kontrol peledak.
Selain itu, mereka juga diajarkan dasar-dasar serangan penyergapan oleh
Bergdahl. Nadeem juga mengklaim, Bergdahl telah masuk Islam dan mengubah
namanya menjadi Abdullah.
Dalam sebuah rekaman video, terlihat Bergdahl telah berjenggot lebat.
"Kebanyakan, keterampilan yang dia ajarkan sudah kami tahu. Beberapa
tentara kami mengira dia berpura-pura menjadi Muslim untuk menyelamatkan
dirinya sendiri," kata Nadeem.
Hal ini juga diyakini intelijen Afganistan. Sumber di intel Afganistan
mengatakan, Bergdahl "bekerja sama dengan Taliban" dan menjadi penasehat
pertempuran di wilayah Tribal Pakistan.
Sempat muncul rumor juga, sebenarnya Bergdahl akan desertir dari militer AS, sebelum akhirnya diculik.
Kabar terbaru soal penyekapan Bergdahl dilaporkan Al-Jazeera pada Minggu
1 Juni 2014. Mengutip komandan jaringan Haqqani yang berafiliasi dengan
Taliban, berita keislaman Bergdahl diragukan. Sebab, menurut sumber,
dia tetap merayakan Natal setiap tahunnya.
"Dia tidak pernah melewati perayaan keagamaannya. Dia bahkan memberitahu
soal perayaan ini pada penculiknya beberapa minggu sebelum Natal atau
Paskah untuk merayakan bersama," kata komandan Haqqani.
Namun, tidak diragukan lagi bahwa Bergdahl mulai bisa bergaul dengan
penculiknya. Dia mulai menikmati bermain badminton bersama tentara
Taliban atau membantu memasak.
"Dia lebih banyak menghabiskan waktu bermain badminton atau membantu
masak. Dia sangat suka main badminton dan selalu bermain dengan
penculiknya. Bahkan, dia mengajari para tentara Taliban soal permainan
ini," kata sumber.
Bergdahl hilang sejak 2009, saat bertugas di Paktika, sebelah timur
Afganistan. Dia baru dibebaskan pekan lalu, setelah negosiasi yang
menyepakati Bergdahl ditukar dengan lima tahanan Komandan Taliban di
Guantanamo. Saat ini, Bergdahl ada di Jerman untuk menjalani perawatan
kejiwaan. Perawatan ini penting untuk proses reintegrasi dan transisi
pria 28 tahun ini. (*dailymail/vv)