JERMAN
- Sebagaimana di kicaukan dan dilansir dari lini masa Akun Voice of Mualaf, rupanya mantan Direktur NATO menjadi mualaf.
- Sebagaimana di kicaukan dan dilansir dari lini masa Akun Voice of Mualaf, rupanya mantan Direktur NATO menjadi mualaf.
Kabar
Direktur NATO masuk Islam ini menjadi kabar bahagia bagi umat Islam, meski kaum
yahudi dan nasrani berkonspirasi dan berbuat makar untuk memadamkan cahaya
Allah namun makar Allah tentu lebih keras dari apa yang diperbuat kaum kafir
modern ini.
Maha Benar
Allah Azza Wajalla, yang telah berfirman :
“Mereka
berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan)
mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayanya, walaupun
orang-orang yang kafir tidak menyukai. (QS. At Taubah (9) : 32).
Dalam tafsir
Al Jaami’ Liahkammil Qur’an Jilid IV/462, Al Imam Al Qurthuby mengatakan bahwa
yang dimaksud cahaya Allah yang hendak ditutup oleh mulut-mulut orang kafir itu
dalam ayat di atas adalah berbagai bukti nyata serta argumentasi yang
menunjukkan ketauhidan. Sedangkan Allah tidak menghendaki segala sesuatu
kecuali hanya menyempurnakan agama-Nya saja.
Direktur
NATO Masuk Islam: Disalib Dan Disiksa, Tuhan Seperti Tak Punya Kuasa!
Adalah Wilfried Hoffman yang dilahirkan dan besar dalam keluarga Katholik Jerman pada 3 Juli 1931. Hoffman meraih gelar Doktor di bidang ilmu hukum dan yurisprodensi dari Universitas Munich, Jerman tahun 1957. Pada tahun 1983-1987, ia ditunjuk menjadi direktur informasi NATO di Brussels.
Warga negara Jerman sangat mengenal Hoffman lantaran kiprah beliau selama bertugas di NATO, ia diangkat menjadi diplomat (duta besar) Jerman untuk Aljazair tahun 1987 dan dubes di Maroko tahun 1990-1994.
Adalah Wilfried Hoffman yang dilahirkan dan besar dalam keluarga Katholik Jerman pada 3 Juli 1931. Hoffman meraih gelar Doktor di bidang ilmu hukum dan yurisprodensi dari Universitas Munich, Jerman tahun 1957. Pada tahun 1983-1987, ia ditunjuk menjadi direktur informasi NATO di Brussels.
Warga negara Jerman sangat mengenal Hoffman lantaran kiprah beliau selama bertugas di NATO, ia diangkat menjadi diplomat (duta besar) Jerman untuk Aljazair tahun 1987 dan dubes di Maroko tahun 1990-1994.
Allahu
Akbar, Jerman menjadi gempar seketika saat Hoffman menerbitkan buku yang
berjudul Der Islam als Alternative (Islam sebagai Alternatif). Jerman terkejut,
ternyata salah satu putra terbaiknya telah memeluk Islam.
Allahu
Akbar, Jerman menjadi gempar seketika saat Hoffman menerbitkan buku yang
berjudul Der Islam als Alternative (Islam sebagai Alternatif). Jerman terkejut,
ternyata salah satu putra terbaiknya telah memeluk Islam.
Hoffman
sebenarnya telah masuk Islam sejak lama, jauh sebelum bukunya dipublikasikan
pada 1992. Ia masuk Islam bahkan sebelum bertugas ke Aljazair dan Maroko.
Bagaimana
Hoffman Mendapatkan hidayah?
Saat itu, Hoffman sangat prihatin pada dunia barat yang mulai kehilangan moral. Agama yang dulu di anutnya dirasakannya tak mampu mengobati rasa kekecewaan dan keprihatinannya akan kondisi tersebut.
Hoffman juga memiliki sejumlah pertanyaan teologi yang belum terjawab, terutama mengenai dosa warisan. Ia juga tidak puas dengan jawaban mengapa tuhan memiliki anak dan harus pasrah disiksa hingga mati di kayu salib.
Saat itu, Hoffman sangat prihatin pada dunia barat yang mulai kehilangan moral. Agama yang dulu di anutnya dirasakannya tak mampu mengobati rasa kekecewaan dan keprihatinannya akan kondisi tersebut.
Hoffman juga memiliki sejumlah pertanyaan teologi yang belum terjawab, terutama mengenai dosa warisan. Ia juga tidak puas dengan jawaban mengapa tuhan memiliki anak dan harus pasrah disiksa hingga mati di kayu salib.
“Ini
menunjukkan bahwa Tuhan tidak punya kuasa,” tegasnya.
Hoffman
bahkan sempat “meragukan” keberadaan Tuhan. Ia lalu melakukan analisa terhadap
karya-karya filsuf seperti Wittgenstein, Pascal, Swinburn, dan Kant, hingga
akhirnya ia dengan yakin menemukan bahwa Tuhan itu ada.
Jika Tuhan itu ada, bagaimana manusia berkomunikasi dengan-Nya? Hoffman menemukan, jawabannya adalah wahyu. Maka ia pun membandingkan berbagai “wahyu” yang ada.
Jika Tuhan itu ada, bagaimana manusia berkomunikasi dengan-Nya? Hoffman menemukan, jawabannya adalah wahyu. Maka ia pun membandingkan berbagai “wahyu” yang ada.
Setelah
membandingkan kitab suci Yahudi, Kristen dan Islam itulah Hoffman mendapati
Islamlah yang secara tegas menolak dosa warisan.
Ia juga
mendapati, dalam Islam seseorang langsung berdoa kepada Allah, bukan melalui
perantara atau tuhan-tuhan lainnya.
“Seorang Muslim hidup di dunia tanpa pendeta dan tanpa hierarki keagamaan; ketika berdoa, ia tidak berdoa melalui Yesus, Maria, atau orang-orang suci, tetapi langsung kepada Allah,” Kata Hoffman.
Tauhid yang murni di dalam Islam itulah yang akhirnya membuat Hoffman memeluk Islam. Keyakinannya semakin kuat ketika ia bertugas di Aljazair dan melihat betapa umat Islam Aljazair begitu sabar, kuat dan tabah menghadapi berbagai macam ujian dan cobaan dari umat lain. Sangat bertolak belakang dengan kepribadian masyarakat Barat yang rapuh.
"Saya menyaksikan kesabaran dan ketahanan orang-orang Aljazair dalam menghadapi penderitaan ekstrem, mereka sangat disiplin dan menjalankan puasa selama bulan Ramadhan, rasa percaya diri mereka sangat tinggi akan kemenangan yang akan diraih. Saya sangat salut dan bangga dengan sikap mereka," ujarnya.
Ketika keislamannya diketahui publik pasca terbitnya buku Der Islam als Alternative, media massa dan masyarakat Jerman serentak mencerca dan menggugat Hoffman.
“Seorang Muslim hidup di dunia tanpa pendeta dan tanpa hierarki keagamaan; ketika berdoa, ia tidak berdoa melalui Yesus, Maria, atau orang-orang suci, tetapi langsung kepada Allah,” Kata Hoffman.
Tauhid yang murni di dalam Islam itulah yang akhirnya membuat Hoffman memeluk Islam. Keyakinannya semakin kuat ketika ia bertugas di Aljazair dan melihat betapa umat Islam Aljazair begitu sabar, kuat dan tabah menghadapi berbagai macam ujian dan cobaan dari umat lain. Sangat bertolak belakang dengan kepribadian masyarakat Barat yang rapuh.
"Saya menyaksikan kesabaran dan ketahanan orang-orang Aljazair dalam menghadapi penderitaan ekstrem, mereka sangat disiplin dan menjalankan puasa selama bulan Ramadhan, rasa percaya diri mereka sangat tinggi akan kemenangan yang akan diraih. Saya sangat salut dan bangga dengan sikap mereka," ujarnya.
Ketika keislamannya diketahui publik pasca terbitnya buku Der Islam als Alternative, media massa dan masyarakat Jerman serentak mencerca dan menggugat Hoffman.
Ketika
keislamannya diketahui publik pasca terbitnya buku Der Islam als Alternative,
media massa dan masyarakat Jerman serentak mencerca dan menggugat Hoffman.
Media massa
sebesar Del Spigel pun turut mencercanya. Bahkan pada kesempatan berbeda,
televisi Jerman men-shooting Hoffman saat ia sedang melaksanakan shalat di atas
sajadahnya, di kantor Duta Besar Jerman di Maroko, sambil dikomentari oleh sang
reporter: "Apakah logis jika Jerman berubah menjadi Negara Islam yang
tunduk terhadap hukum Tuhan?"
Hoffman tersenyum mendengar komentar sang reporter. "Jika aku telah berhasil mengemukakan sesuatu, maka sesuatu itu adalah suatu realitas yang pedih."
Hoffman tersenyum mendengar komentar sang reporter. "Jika aku telah berhasil mengemukakan sesuatu, maka sesuatu itu adalah suatu realitas yang pedih."
Artinya,
lelaki yang menambah namanya dengan “Murad” (yang dicari) ini, paham bahwa
keislamannya akan membuat warga Jerman marah. Namun ia sadar, segela sesuatu
harus ia hadapi apapun resikonya.
Bagi Murad
Wilfried Hoffman, demikian nama lengkapnya setelah menjadi Muslim, Islam adalah
agama yang rasional dan maju.
Seiring waktu, masyarakat Jerman mulai “menerima” keislaman Hoffman. Sebagian mereka juga turut membaca karya-karya mualaf yang komitmen mendakwahkan Islam ini. Buku berikutnya yang ditulis Hoffman berjudul Trend Islam 2000. Selain menulis, Hoffman juga aktif dalam organisasi keislaman, seperti OKI. Ia terus menyampaikan pemikiran-pemikiran briliannya untuk kemajuan Islam.
Pada September 2009 lalu, Hoffman dinobatkan sebagai Muslim Personality of The Year (Muslim Berkepribadian Tahun Ini), yang diselenggarakan oleh Dubai International Holy Quran Award (DIHQA). Penghargaan serupa pernah diberikan pada Syeikh Dr Yusuf al-Qardhawi.
"Jika pertolongan Allah dan kemenangan tiba, dan kamu melihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-Nya. …Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima tobat." (QS an-Nashr [110]: 1-3).
Sumber: The New York Times / Voice Of Muallaf
Seiring waktu, masyarakat Jerman mulai “menerima” keislaman Hoffman. Sebagian mereka juga turut membaca karya-karya mualaf yang komitmen mendakwahkan Islam ini. Buku berikutnya yang ditulis Hoffman berjudul Trend Islam 2000. Selain menulis, Hoffman juga aktif dalam organisasi keislaman, seperti OKI. Ia terus menyampaikan pemikiran-pemikiran briliannya untuk kemajuan Islam.
Pada September 2009 lalu, Hoffman dinobatkan sebagai Muslim Personality of The Year (Muslim Berkepribadian Tahun Ini), yang diselenggarakan oleh Dubai International Holy Quran Award (DIHQA). Penghargaan serupa pernah diberikan pada Syeikh Dr Yusuf al-Qardhawi.
"Jika pertolongan Allah dan kemenangan tiba, dan kamu melihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-Nya. …Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima tobat." (QS an-Nashr [110]: 1-3).
Sumber: The New York Times / Voice Of Muallaf