* Saat Suami Siram Mitan ke Tempurung
BIREUEN - Rahmiati (32), warga Dusun Tunong, Desa Meunasah Dayah, Kecamatan Peusangan, Bireuen, bersama putranya, Nahyal Maulidin (5) terbakar parah, Senin (11/3) sore. Musibah itu terjadi saat suaminya, Munir (35), menyiramkan minyak tanah (mitan) yang diduga bercampur bensin ke tempurung untuk membakar ayam di belakang rumah mereka.
Tanpa diduga, semburan api itu menyambar tubuh sang istri yang berdiri sekitar dua meter dari bara tempurung tersebut. Sementara putra mereka, Nahyal yang melihat ibunya terbakar, spontan memeluk ibunya, sehingga bocah itu pun ikut terbakar. Wajah dan beberapa bagian tubuhnya menghitam.
Tanpa menunggu lama, Munir melarikan istri dan anaknya ke Puskesmas Peusangan. Kondisi keduanya sangat parah. Tubuh mereka dipenuhi luka bakar.
Namun, setelah mendapat pertolongan pertama di puskesmas, Selasa (12/3) kemarin, Rahmiati dan anaknya sudah kembali ke rumah di Dusun Tunong, Peusangan. “Untuk sementara istri dan anak saya dirawat di rumah saja dengan obat tradisional,” ujar Munir.
Didampingi beberapa anggota keluarganya Selasa (12/3) kemarin, Munir yang ditemui Serambi di rumahnya menerangkan bahwa ia awalnya menyiramkan mitan ke bara tempurung untuk membakar ayam di belakang rumahnya. Ayam bakar itu rencananya untuk dihidangkan pada kenduri maulid di desanya kemarin.
Tapi di luar dugaan, mitan itu menyambar dan membakar istri dan anaknya. Mitan itu dibeli Munir seliter di sebuah kios tak jauh dari rumahnya sekitar 15 hari lalu. Selama ini mitan itu dia gunakan untuk menyalakan lampu teplok. “Lampu teplok itu saat kami nyalakan juga sering menyambar, tapi tidak sampai membakar, sehingga saya tidak curiga kalau minyak tanah dalam lampu teplok tersebut sudah bercampur bensin,” ujarnya.
Dua hari lalu, sisa dari mitan yang disimpan dalam jeriken kecil, digunakan Munir untuk membakar bara api tempurung. “Saat istri saya terbakar saat itulah saya baru curiga kalau minyak tanah tersebut bercampur bensin,” terang Munir bernada sesal.
Munir yang didampingi Kepala Dusun Hamdani, meminta kepada Pertamina dan pemerintah atau pihak terkait lainnya, untuk menangkap pelaku yang diduga telah mencampurkan bensin ke dalam minyak tanah tersebut. “Tangkap pelakunya untuk menghindari jatuhnya korban lain,” ujar Munir.
Aparat Kepolisian Sektor (Polsek) Peusangan bersama tim dari Polres Bireuen mengaku sedang menyelidiki kasus ini. Tim juga sudah diturunkan untuk melacak asal usul mitan tersebut.
“Kami sudah mendapat laporan dari masyarakat. Kasus ini sedang kami selidiki,” ujar Kapolsek Peusangan, Iptu Syarifuddin yang dikonfirmasi Serambi, Selasa (12/3).
“Jika benar ibu dan anak itu terbakar akibat semburan minyak tanah bercampur bensin, maka penjual dan pengoplos minyak tanah akan dihukum,” tegas Kapolsek didampingi Kanit Reserse dan Kriminal Brigadir Dedi Rukmana.
Pihak kepolisian juga mengimbau masyarakat yang mengetahui atau menemukan lokasi pengoplosan mitan dengan bensin ataupun solar, segera melapor kepada aparat penegak hukum
sumber : tribun
0 comments:
Post a Comment
komentar anda...