Pernahkah Anda menjadi korban pencurian identitas? Jika ya, mungkin penyebabnya bisa dari kartu perdana ponsel Anda.
Seperti yang dilansir oleh The Droid Guy (21/7), hal ini baru saja terungkap dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh Security Research Labs. Disebutkan, lewat lubang yang ada di kartu SIM ini, data pengguna bisa diakses oleh orang yang tak bertanggung jawab.
Menanggapi hal ini, badan PBB bernama ITU, International Telecommunications Union, segera mengadakan penelitian lanjutan. Hal ini dikarenakan adanya kemungkinan kerusakan global akibat dari celah kartu SIM ini.
Oleh karenanya, badan PBB yang berbasis di Jenewa, Swiss, ini pun langsung bergerak cepat. Seperti yang dikonfirmasi oleh Sekjen ITU, Hamadoun Toure, disebutkan bahwa bahaya ini bisa menyebabkan adanya risiko keamanan cyber yang bisa mengancam 200 negara di seluruh dunia.
Di lain pihak, Karsten Nohl, pendiri Security Research Labs yang menemukan celah ini, disebutkan bahwa penyebab masalah ini adalah adanya kerusakan di bagian Digital Encryption Standard. Lewat celah ini, peretas bisa mengambil 56 digit nomor sequence sebuah kartu SIM.
Setelah nomor ini didapatkan, peretas bisa saja mengubahnya sesuka hati sehingga korban secara tak sadar sedang diretas data-datanya. Dengan begitu, sekitar 750 juta ponsel di seluruh dunia pun terancam akibat hal ini.
Seperti yang dilansir oleh The Droid Guy (21/7), hal ini baru saja terungkap dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh Security Research Labs. Disebutkan, lewat lubang yang ada di kartu SIM ini, data pengguna bisa diakses oleh orang yang tak bertanggung jawab.
Menanggapi hal ini, badan PBB bernama ITU, International Telecommunications Union, segera mengadakan penelitian lanjutan. Hal ini dikarenakan adanya kemungkinan kerusakan global akibat dari celah kartu SIM ini.
Oleh karenanya, badan PBB yang berbasis di Jenewa, Swiss, ini pun langsung bergerak cepat. Seperti yang dikonfirmasi oleh Sekjen ITU, Hamadoun Toure, disebutkan bahwa bahaya ini bisa menyebabkan adanya risiko keamanan cyber yang bisa mengancam 200 negara di seluruh dunia.
Di lain pihak, Karsten Nohl, pendiri Security Research Labs yang menemukan celah ini, disebutkan bahwa penyebab masalah ini adalah adanya kerusakan di bagian Digital Encryption Standard. Lewat celah ini, peretas bisa mengambil 56 digit nomor sequence sebuah kartu SIM.
Setelah nomor ini didapatkan, peretas bisa saja mengubahnya sesuka hati sehingga korban secara tak sadar sedang diretas data-datanya. Dengan begitu, sekitar 750 juta ponsel di seluruh dunia pun terancam akibat hal ini.
[nvl] merdeka