Lagi-lagi
Facebook jejaring sosial dunia maya yang sangat populer itu kini menjadi
media yang disalahgunakan oleh penggunanya, seperti diberitakan di
beberapa media massa beberapa hari terakhir ini, seperti apa yang
dilakukan oleh seorang wanita berparas cantik “Selly Yuslistiawati” dari
kota Bogor, Jawa Barat.
Dengan
pemanfaatan Facebook dan paras wajah yang cantik, serta rayuan-rayuannya
yang manis banyak orang terhanyut olehnya. Begitu hebat pula dia
menyusun kata dan kalimat yang sering dilontarkan lewat pertemanan di
jejaring sosial tersebut.
Selly
yang akrab dipanggil banyak orang di daftar pertemananannya di ID
Facebook, pandai bersandiwara dan berintra aktif dalam berbagai kisah
yang dibuatnya pada setiap online plus di facebook.Korban tidak hanya kaum yang sejenis pada
dirinya, tapi ada juga dari kaum adam. Rata-rata dari kalangan kaum
adam banyak terhanyut akan kecantikan wajahnya dan tutur katanya yang
lembah gemulai. Selly benar sang pengarang ulung dalam soal rayu merayu,
dia sungguh hebat dalam membuat karangan kata-kata indah dengan
berbagai tofik. Dari soal besnis sampai dengan kisah-kisah sedih bisa
diciptakannya. Jangan-jangan Selly Yulistiawati ini juga seorang
pujanggawati andal. Buktinya banyak orang yang terpesona dengan berbagai
kalimat rayuannya yang indah, belum lagi didukung dengan fisiknya yang
sungguh mengiurkan banyak orang, khususnya kaum adam pasti akan
terpesona tinggi bila melihatnya secara langsung.Selly
Yulistiawati dan fenomenanya banyak mengundang perhatian saat ini,
khususnya pada dunia kriminalitas. Sellya Yulistiawati, wanita berparas
cantik yang menghebohkan dunia maya, khsusunya Facebook jejaring sosial
yang sudah mendunia.
Parasnya
yang cantik dan tutur katanya yang indah pada setiap kalimat yang
terketik rapih diantara jari jemarinya yang lentik bisa menjadi berbisa
untuk semua orang, khususnya para korban yang sudah menjadi santapan
empuk buat dirinya.
Buronan
kasus penipuan Selly Yulistiawati ditangkap polisi saat bersama
kekasihnya Bima Maulana di Bali pada Minggu 27 Maret 2011. Saat itu
mereka tengah menginap di sebuah hotel di kawasan Seminyak, yang pada
akhirnya harus berakhir kemesrahan mereka di tangan polisi Bali.
Selly
Yustiawati yang memiliki nama asli Rasellya Rahman Taher benar-benar
membuat kehebohan. Gadis yang dulu populer di internet karena dituduh
sebagian orang sebagai penipu ulung kembali ramai diperbincangkan
setelah ditangkap di Bali.
Dia
akhirnya dipaksa diciduk polisi di sebuah hotel bersama pacarnya, di
kawasan Seminyak Kuta Bali. Selama ini, Selly menjadi buronan Polda
Metro Jaya dan Polresta Bogor dalam kasus penipuan dengan berbagai
modus. Satuan Reserse Kriminal Polresta Bogor sebelumnya telah resmi
menetapkan Selly dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) pada 4 Maret 2010.
Lalu
siapakah Selly Yustiawati sebenarnya?. Banyak versi berpendapat tentang
jati diri Selly. Ada yang menyatakan dirinya berasal dari Lampung namun
lainnya lagi menyebutnya dari Bogor. Sementara itu dari sumber media
terkait dan terpercaya, Selly adalah anak pertama dari dua bersaudara.
Hubungan Selly dengan keluarganya tidak begitu akrab. Dia sudah tidak
tinggal bersama keluarga.Selly
sudah pernah berkeluarga, dan memiliki anak berumur empat tahun. Anak
itu hasil pernikahannya yang gagal dengan mantan suaminya.
Akhirnya
dirinya terpaksa cerai karena tidak tahan dengan sikap suaminya. “Saya
sering dipukuli suami. Saat itu suami saya masih kuliah, sementara saya
yang bekerja,” kata dia. Selly yang lulusan S1 Komunikasi angkatan
tahun 2000 itu mengaku rindu dengan anak perempuannya.
Sementara
itu pengakuan dari keluarga Selly sendiri bahwa Selly merupakan anak
nakal. Mereka juga mengetahui perilaku Selly yang suka menipu sudah
sejak lama. Bahkan Yusral, ayah Selly mengaku, keluarga sudah pasrah
dengan perilakunya yang merugikan banyak orang. Sejak kecil Selly
dikenal anak yang tenang dan santai. Tidak terlihat tanda-tanda jika
Selly pandai menipu.
Awal
sepak terjang Selly si paras cantik sang penipu, aksi penipuannya
dimulai pada tahun 2006. Ketika itu pada Kamis 3 Agustus 2006, sejumlah
mahasiswi Universitas Moestopo melaporkan Selly karena penipuan ke Polda
Metro Jaya. Selly menjanjikan para mahasiswi itu menjadi Sales
Promotion Girl (SPG), asalkan mereka menyetor Rp 200 ribu per orang.
Sebanyak 30 mahasiswi terbujuk, setelah berhasil memakan mangsanya dan
berhasil membawa uang senilai Rp 6 juta, Selly pun melarikan untuk
menghilang sementara waktu.
Lalu pada
tahun 2008 Selly kembali melakukan aksinya. Ketika itu, dia menjadi
staf HRD Hotel Gran Mahakam. Modusnya kali ini adalah menawarkan pulsa
murah, selain juga mengaku sakit dan butuh uang. Korban pun berjatuhan
dari karyawan Gran Mahakam. Setelah bekerja sekitar dua bulan, Selly
menghilang pada awal 2009.
Aksi
Selly kembali dilakukan di Kompas Gramedia tahun 2009. Ketika itu dia
menjadi operator telepon redaksi Kompas. Dalam aksinya Selly mengaku
sebagai wartawan Kompas. Modus penipuannya tak berubah. Menawarkan pulsa
murah dan meminjam uang untuk kebutuhannya.
Atas
tuduhan ini Selly mengatakan “Pada 2009 saya memang bekerja di sana
(Kompas) di bagian penerimaan surat-surat. Teman-teman di Kompas ada
enam orang yang saya pinjam uangnya, itu pun sudah diselesaikan.”
“Kalau
saya pinjam uang teman, itu pun uangnya tidak saya pakai sendiri. Itu
buat bersenang-senang dengan teman yang meminjamkan uangnya ke saya,”
lanjut Selly.
Namun tak
sedikit uang yang dikeruk Selly. Sekitar Rp30 juta uang karyawan dan
wartawan Kompas diraup sebelum kembali menghilang. Setelah 6 bulan
dicari, karyawan Kompas berhasil menjebak Selly dan membawanya ke Polsek
Tanah Abang pada awal Januari 2010. Namun Selly hanya diminta membuat
surat perjanjian untuk mengembalikan uang dan tidak mengulangi
perbuatannya.
Aksi
Selly pun terus berlanjut hingga berhasil memperdayai ratusan korban.
Tapi perjalanan wanita penipu berparas cantik itu berakhir di Bali
setelah ia diciduk Kepolisian Sektor Denpasar. Selly dibekuk ketika ia
menginap di sebuah hotel bersama pacarnya, di kawasan Seminyak Kuta,
Sabtu 26 Maret 2011. Dia ditangkap karena telah menjadi buronan Polda
Metro Jaya dan Polresta Bogor sejak 4 Maret 2010.
Sungguh
luar biasa si paras cantik yang satu ini, Selly tidak puas melakukan
sepakterjanganya dengan penipuan secara langsung, Selly pun beraksi pula
dengan memanfaatkan dunia maya, Facebook sebagai senjata pamungkasnya.
Di facebook Selly juga berhasil melakukan aksinya. Dengan bermodal
parasnya yang cantik, bodynya yang seksi, foto-foto dirinyapun di
pampang di status profil dirinya di Facebook tersebut.
Tak di
sangka-sangka Selly berhasil mengoleksi daftar pertemanannya, dari
kalangan tingkat pelajar, mahasiswa bahkan pegawai dan karyawan banyak
menjadi pertemanan dengan Selly. Belum lagi para kaum adam, sangat
menyukai Selly sebagai pertemanannya, dan tidak sedikit pula para kaum
adam bersedia menjadi taman intim yang istimewa di Facebooknya Selly.
Nah disinilah Selly makin lebih leluasa melakukan praktek penipuannya
dengan pemanfaatan Facebook situs jejaring sosial yang sudah mendunia
ini. Pertemanan Selly di Facebook bukan hanya dari orang-orang Indonesia
saja, bahkan orang-orang dari mancanegara juga banyak yang menjadi
pertemananannya.
Praktek
penipuannya Selly dengan menggunakan dunia maya di situs Facebook masih
dengan cara-cara lamanya, yaitu besnis, pinjam uang dan membuat
kisah-kisah sedihnya yang menceritakan penderitaan dirinya. Dari kisah
penderitaan hati, kekecewaan dari seseorang dan lain sebagainya, Selly
pandai mengarang semua itu. Hal inipun akhirnya bisa membuat banyak
orang merasa iba pada dirinya. Dengan situasi itulah Sellya berhasil
memperdaya korban-korbannya.
Fenomena
Selly Yulistiawati ini seharusnya bisa menjadi pelajaran kita semua.
Sepakterjanganya yang banyak merugikan orang lain bukanlah sebuah
pembelajaran yang positif, justru hal itu bisa membuat banyak orang
terjebak jatuh di dalam perkara yang rumit. Memang benar situs-situs
jejaring sosial yang banyak terdapat di dunia maya pada internet banyak
kelebihannya, namun akan tetapi tidak sedikit pula kekurangannya.
Terutama pada system keamananannya itu sendiri yang bisa melemahkah
mental penggunanya secara Psikologi.
Internet,
dunia maya banyak menjanjikan kelebihan kepada penggunanya. Di dunia
maya ini pula banyak menyajikan berbagai fasilitas yang bisa memudahkan
penggunanya untuk melakukan berbagai akses sesuai keinginan dan
kebutuhan yang diinginkannya. Akan tetapi memang kembali kepada diri
masing-masing, mau dibawa kemana teknologi ini.
Semua
berpulang kepada manusianya, karena teknologi yang berkembang pesat saat
ini juga hasil dari konsep dan pemikiran manusia itu sendiri. Tinggal
kita harus bisa menyikapinya secara positif atas perkembangan dan
kemajuan teknologi, dan kitapun seharusnya punya filter yang lebih peka
lagi untuk bisa memilah mana yang bermanfaat dan mana yang kurang
bermanfaat. *Kompas