Gaza – PIP: Gerakan Perlawanan Islam Hamas menampik berita yang dilansir surat kabar berbahaya Arab al Hayat yang terbit di London, Ahad (22/7), tentang niat gerakan Hamas memisahkan Jalur Gaza dari wilayah Palestina dan menganggap sebagai wilayah yang dimerdekakan. Hamas menilai berita ini adalah klaim-klaim tidak benar yang berusaha mendistornya citra gerakan.
Petinggi Hamas Dr. Shalah Bardawil mengatakan, “Musuh-musuh gerakan Hamas berada di belakang pernyataan ini, untuk menunjukan bahwa Hamas seakan merusak isu Palestina dan menyerahkan prinsip-prinsip Palestina, sementara Otoritas Palestina yang berpegang teguh padanya. Ini hanya mengada-ada saja. Karena Hamas telah membayar harga mahal dan masih terus membela setiap jengkal tanah Palestina dan hak kembali. Hamas masih membayar harga komitmennya pada Palestina mulai dari laut hingga sungai. Kami katakan dengan jelas, tidak ada negara Palestina di Gaza dan tidak ada negara Palestina tanpa Jalur Gaza.”
Bardawil menegaskan bahwa kepergian Hamas ke Mesir bertujuan mengaktifkan peran Mesir dalam membela isu Palestina dan bukan untuk melenceng dari isu Palestina. Tidak ada kaitan sikap Mesir terhadap Jalur Gaza atau Hamas.
“Kami berharap kembalinya peran historis Mesir dalam membela isu Palestina, ini yang sedang kami usahakan. Adapun peyambutan para pemimpin gerakan oleh Presiden Mesir tidak lain hanylah penghormatan pada legalitas Palestina berupa samangat rakyat Palestina dalam pembebasan tanah Palestina mulai dari laut hingga sungainya,” tegas Bardawil.
Dia menambahkan, “Dalam konteks ini kami menilai bahwa pembukaan gerbang Rafah bagi lalu lintas manusia dan perdagangan merupakan baagian penting dari jalur kembali peran Mesir dalam isu Palestina.” (asw)
infopalestina
0 comments:
Post a Comment
komentar anda...