BANGLADESH - Pemerintah Bangladesh pada Kamis (2/8/2012) melarang tiga badan amal internasional memberikan bantuan kepada Muslim Rohingya yang melarikan diri ke negara itu untuk menghindari kekerasan di negara tetangga Myanmar karena takut eksodus ke negara tersebut.
Médecins Sans Frontières dari Prancis, Muslim Aid dan Aksi Melawan Kelaparan yang berbasis di Inggris diberitahu tentang larangan tersebut oleh Joynul Bari, komisaris distrik perbatasan tenggara Cox Bazar, yang katanya dimaksudkan untuk mencegah migrasi ilegal akibat perselisihan yang melanda Myanmar.
Bari mengatakan perintah tersebut berasal dari Biro Urusan LSM Bangladesh yang mengatur kelompok-kelompok bantuan.
Badan-badan amal itu tidak segera berkomentar, tapi telah menghadapi tekanan untuk tidak membantu masuknya Muslim Rohingya baru.
Ketegangan lama antara Buddha Rakhine dan etnis Muslim Rohingya mendidih di negara bagian Rakhine di Myanmar pada awal Juni, menghasilkan serangkaian serangan pembunuhan, pemerkosaan dan pembakaran yang menyebabkan puluhan ribu Muslim telah tewas, terluka dan mengungsi.
Pasukan keamanan Myanmar memperparah keadaan dengan ikut membunuh, memperkosa atau melakukan penangkapan massal terhadap Muslim Rohingya setelah kekerasan dimulai, Human Rights Watch berbasis di New York mengatakan, memunculkan pertanyaan tentang kemampuan pemerintah untuk mengelola bangsa beragam etnis yang muncul dari dekade aturan militer yang ketat.
Setidaknya ada 800.000 Muslim Rohingya di Myanmar tetapi mereka tidak diakui sebagai salah satu kelompok etnis. Sejak berpuluh tahun lalu mereka mengalami perlakukan secara keji seperti binatang oleh makhluk kafir terkutuk. Mereka dipaksa murtad berpindah agama ke Buddha, jika menolak maka mereka akan mendapat tindakan brutal: dibunuh, disiksa, dipaksa makan babi, diperkosa hingga dibakar hidup-hidup.
Bangladesh sebagai negara tetangga Myanmar yang berpenduduk mayoritas Muslim menjadi salah satu tujuan utama orang-orang Rohingya yang melarika diri demi menghindari kekerasn terbaru, namun alih-alih menolong, mereka justru berusaha untuk memulangkan kembali Muslim Rohingya yang memasuki negara itu, takut eksodus dari Myanmar.
Polisi Bangladesh pada Kamis menangkap sembilan Muslim Rohingya dari sebuah hotel di ibukota Dhaka Bangladesh.
Hampir 30.000 Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh pada awal 1990-an untuk menghindari penganiayaan oleh junta militer Myanmar kini tinggal di dua kamp pengungsi di Cox Bazar yang dijalankan oleh Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi.
Pejabat Bangladesh mengatakan ada populasi mengambang ratusan ribu Muslim Rohingya yang tinggal secara ilegal di Cox Bazar.
Seorang penduduk Cox Bazar mengatakan kepada Reuters pada hari Kamis bahwa umat Muslim Rohingya masih mengalir ke Bangladesh melalui laut dan hutan di sepanjang perbatasan, mengabaikan peringatan oleh Perdana Menteri Sheikh Hasina bahwa pengungsi baru akan dipulangkan. (an/wb)
Ket: Muslimah Rohingya. / foto. worldbulletinvoa-islam
0 comments:
Post a Comment
komentar anda...