Gempa bumi adalah momok yang
mengerikan. Bayangkan, dalam satu abad, korban jiwa akibat bencana ini
diperkirakan menelan 3,6 juta korban jiwa. Belum lagi kerugian material.
Namun, sebuah studi baru
mengungkapkan, gempa bumi bisa mengubah air menjadi emas. Ini seperti
cerita-cerita dari buku fiksi ilmiah. Tapi kejadian ini benar-benar
terjadi.
Bagaimana itu bisa terjadi?
Kandungan emas telah tersimpan
di dalam perut bumi selama milyaran tahun, dan manusia melakukan
pencarian dengan bantuan gelombang seismik.
Namun, terjadinya gempa bumi
telah mengguncang bebatuan emas. Memisahkan bebatuan itu menjadi
beberapa bagian, dan memungkinkan beberapa bagian menguap menjadi
cairan.
Menurut Jurnal New Scientist,
para ahli geologi telah lama mengetahui emas terbentuk dari sebuah
mineral yang kaya kandungan air. Mineral itu mengalir di bawah tanah
akibat dari retakan gempa bumi, kemudian menyatu dengan kandungan emas.
illstr |
Studi terbaru ini menunjukkan
bahwa perubahan tekanan yang terjadi akibat gempa bumi telah membantu
mineral itu mengalir menuju retakan-retakan batuan di bawah perut bumi.
Menurut Dion Weatherley, ahli
geofisika di University of Queensland di Australia, yang menjadi kepala
penelitian, dengan menggunakan beberapa model, para peneliti mampu
menentukan mekanisme kuantitatif yang menghubungkan emas dan mineral.
"Gempa bumi telah membuka banyak
celah di dalam perut bumi, kemudian dari celah itu muncul emas yang
menguap. Pada akhirnya mineral mengalir di celah itu dan telah membawa
kandungan emas," kata Weatherley, dilansir dari Science World Report, 18
Maret 2013.
Ia menjelaskan, cairan mineral
yang kaya kandungan emas itu dapat dengan cepat menjadi zat padat. Itu
terjadi karena penurunan suhu yang begitu cepat. "Tekanan udara telah
membuat cairan menguap dan meninggalkan sebuah emas," jelasnya.
Emas yang terbentuk dari cairan
mineral setelah terjadi gempa bumi tidak begitu banyak. Paling banyak
cairan itu membawa satu dari seperjuta elemen yang berharga.
"Namun, zona gempa di kawasan
Alpine Fault di Selandia Baru telah berhasil membangun tambang emas
selama 100.000 tahun," tutup Weatherley.