# Tangse Kembali Normal dalam 1-3 Bulan
Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Aceh Ir Faizal Adriansyah M Si mengatakan, rentannya banjir banding di Aceh karena posisi alam Aceh dilalui oleh patahan aktif sumatera (Sumatera Fault) yang menyebabkan batuan yang dilaluinya menjadi labil dan mudah mengalami gerakan tanah dan longsor.
“Bentang alam atau marfologi Aceh sebagian besar berbukitan juga menjadikan rentannya banjir bandang itu yang muncul tiba-tiba,” kata Faizal di Banda Aceh, Sabtu (12/3).
Banjir bandang, kata dia, muncul tidak mesti akibat hujan deras, seperti banjir biasa dan bisa terjadi kapan saja mengancam pemukiman warga. Dia juga mengakui salah satu penyebab bencana itu akibat pembalakan liar di areal hutan perbukitan.
Namun demikian, Faizal tidak dapat memastikan jika musibah di Tangse, Pidie itu akibat illegal loging.
“Ulah tangan manusia juga menjadi penyebab banjir bandang, seperti penebangan liar di perbukitan hulu sungai,” katanya.
Asmadi menargetkan,Tangse akan bersih dari puing-puing banjir atau kayu-kayu yang menerjang pemukiman penduduk dalam waktu satu sampai tiga bulan. “Kalau alat lengkap dan dana memadai, dalam satu bulan pemukiman Tangse kembali normal,” ujar dia kepada wartawan di Banda Aceh, kemarin.
Untuk saat ini, lanjut dia, BPBA sudah membuat satu dapur umum dan lima dapur oleh dinas sosial untuk seribuan pengungsi di enam titik. BPBA juga sudah mengirimkan sejumlah paket bantuan, seperti kebutuhan bayi (kid ware) 40 unit dan makanan siap saji. “Kami terus memantau perkembangan di sana,” ujar Asmadi.(min)
http://harian-aceh.com/2011/03/13/banjir-bandang-rentan-terjadi-di-aceh
Banda Aceh | Harian Aceh – Sejumlah daerah di Aceh rentan dihantam banjir bandang, seperti terjadi di Kecamatan Tangse, Pidie saat ini. Hal ini dikarenakan bentang alam atau marfologi Aceh sebagian besar berbukitan.
Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Aceh Ir Faizal Adriansyah M Si mengatakan, rentannya banjir banding di Aceh karena posisi alam Aceh dilalui oleh patahan aktif sumatera (Sumatera Fault) yang menyebabkan batuan yang dilaluinya menjadi labil dan mudah mengalami gerakan tanah dan longsor.
“Bentang alam atau marfologi Aceh sebagian besar berbukitan juga menjadikan rentannya banjir bandang itu yang muncul tiba-tiba,” kata Faizal di Banda Aceh, Sabtu (12/3).
Banjir bandang, kata dia, muncul tidak mesti akibat hujan deras, seperti banjir biasa dan bisa terjadi kapan saja mengancam pemukiman warga. Dia juga mengakui salah satu penyebab bencana itu akibat pembalakan liar di areal hutan perbukitan.
Namun demikian, Faizal tidak dapat memastikan jika musibah di Tangse, Pidie itu akibat illegal loging.
“Ulah tangan manusia juga menjadi penyebab banjir bandang, seperti penebangan liar di perbukitan hulu sungai,” katanya.
Target 1-3 Bulan
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Asmadi mengatakan pihaknya terus bekerjasama dengan Pemerintah Pidie dalam penanganan bencana di Tangse.Asmadi menargetkan,Tangse akan bersih dari puing-puing banjir atau kayu-kayu yang menerjang pemukiman penduduk dalam waktu satu sampai tiga bulan. “Kalau alat lengkap dan dana memadai, dalam satu bulan pemukiman Tangse kembali normal,” ujar dia kepada wartawan di Banda Aceh, kemarin.
Untuk saat ini, lanjut dia, BPBA sudah membuat satu dapur umum dan lima dapur oleh dinas sosial untuk seribuan pengungsi di enam titik. BPBA juga sudah mengirimkan sejumlah paket bantuan, seperti kebutuhan bayi (kid ware) 40 unit dan makanan siap saji. “Kami terus memantau perkembangan di sana,” ujar Asmadi.(min)
http://harian-aceh.com/2011/03/13/banjir-bandang-rentan-terjadi-di-aceh
0 comments:
Post a Comment
komentar anda...