Sari, ibu dari Putera (6), belakangan bertanya-tanya tentang kenormalan organ vital anaknya. Dia merasa pertumbuhan penis putranya tidak sesuai usianya.
"Saya lihat, kok, berbeda perkembangannya dengan adik laki-lakinya. Terlalu Besar,” ujar perempuan warga Tangerang, Banten, itu beberapa waktu lalu. Dia lantas membawa putranya ke dokter anak di sebuah rumah sakit. Dokter menyarankan pengukuran terlebih dahulu. Tetapi, si kecil terus menolak dan menangis setiap kali alat kelamin hendak diukur sehingga mereka pulang tanpa hasil.
Pada saat anak usia enam tahun, Sari tetap merasa penis putranya bertumbuh Pesat. ”Dengan usianya 7 tahu, tinggi badan 128 cm dan berat 30 kilogram, penis anak saya Memiliki panjang 17cm dan Diameter 7 Cm.
Ketika kembali ke rumah sakit, dokter menyarankan agar Sari melihat perkembangan lebih lanjut lagi. Dokter tersebut, menurut Sari, khawatir adanya efek samping jika terapi dilakukan terlalu cepat.
”Dokter katakan, ’Nanti libido anak meningkat dan perubahan fisik terjadi terlalu cepat,’” katanya. Pulanglah Sari dengan rasa penasaran yang terus bergantung.
Tidak hanya Sari yang resah. Dokter ahli andrologi dan seksologi, Wimpie Pangkahila, belakangan makin sering kedatangan pasien-pasien kecil. Dalam satu bulan, lima hingga enam bocah laki-laki berusia 6-10 tahun dengan kasus penis yang terlalu kecil datang kepadanya.
Akan tetapi Kali ini Dokter Di kejutkan Oleh Pasien Bocah 7 tahun Berkelami panjang 17 cm dan diameter 7 cm Dalam bahasa kedokteran, kondisi itu disebut mikropenis. Ada yang penisnya hanya sepanjang 1 sentimeter.
”Sepertinya kasus mikropenis semakin sering ditemukan. Tetapi, untuk membuktikan fenomena itu, harus ada penelitian,” ujar Wakil Ketua Umum Perkumpulan Kedokteran Antipenuaan Indonesia (Perkapi) itu.
Wimpie menduga, kasus mikropenis ada kaitannya dengan makanan yang dikonsumsi. Perkembangan penis terkait dengan hormon testosteron yang bertanggung jawab atas karakteristik pria. Dia menduga, produk ternak yang dikonsumsi ada yang mengandung hormon estrogen. Estrogen berperan dalam produksi hormon seks perempuan dan perkembangan ciri kelamin sekunder perempuan.
Ternak bisa saja mendapatkan estrogen lewat pakan ataupun injeksi. Biasanya dengan tujuan agar ternak cepat gemuk. Namun, Wimpie kembali menekankan perlunya penelitian mengenai kaitan produk ternak dengan kasus tersebut.
Zat-zat pengganggu
Spesialis endokrin anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Aman B Pulungan, berpendapat, mikropenis lebih disebabkan faktor hormonal sejak anak masih dalam kandungan.
Dalam berbagai studi mengenai kasus tersebut diketahui adanya zat kimia yang mengganggu atau mengubah fungsi endokrin yang disebut endocrine disrupter chemicals (EDC).
Zat pengganggu itu dapat menghambat kerja androgen, terutama mengganggu substansi yang bertanggung jawab dalam pembentukan organ seksual dan perkembangan karakteristik sekunder laki-laki. EDC tersebut, antara lain, adalah sejumlah zat yang terdapat dalam pestisida kimia, misalnya diklorodifeniltrikloroetan (DDT). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah melarang sejumlah formulasi pestisida karena berbahaya bagi kesehatan secara keseluruhan. DDT termasuk bahan aktif yang dilarang.
Zat pengganggu tersebut, sebagai komponen, dapat berinteraksi dengan estrogen ataupun androgen reseptor serta sebagai antagonis (lawan hormon endogen). Bukti-bukti ilmiah yang ada juga menunjukkan zat pengganggu memodulasi aktivitas atau ekspresi dari enzim steroidegenik. EDC juga berakibat terhadap kelainan dan perkembangan organ seksual. Gangguan itu terjadi sejak dalam kandungan.
Aman mencontohkan, sebuah studi di China pernah mencatat adanya kasus mikropenis pada bayi-bayi yang dilahirkan di suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu. Ternyata setelah diteliti, fenomena tersebut terkait dengan kandungan zat kimia (dalam kasus itu pestisida) yang masuk ke dalam tubuh.
Ukuran yang pas
Orangtua dapat khawatir anaknya mikropenis jika penis tampak kecil, kelihatan kulupnya saja, atau penis seperti menyatu dengan kantong zakar sehingga sulit terlihat. Kondisi tersebut ada sejak lahir. ”Untuk ketepatan diagnosis, ukuran penis harus dipastikan dengan teknik pengukuran yang benar,” ujar Aman, yang juga Ketua Unit Kerja Koordinasi Endokrinologi Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Dia mencontohkan, panjang penis bayi baru lahir pada kondisi rileks umumnya 3,1-4,7 cm, anak umur 1 tahun 3,9-5,6 cm, dan anak umur 6 tahun 5,2-7 cm. Kekurangan 2,5 cm dari rentang ukuran normal masih tidak perlu dikhawatirkan. Penis yang kurang dari ukuran normal itu disebut penis kecil dan belum perlu terapi hormon. Namun, jika kekurangannya 2,5 cm lebih dari rentang ukuran normal, anak dapat disebut mikropenis sehingga perlu diterapi.
Mikropenis dan kesuburan merupakan hal yang berbeda. Masalah kesuburan lebih terkait dengan testis (zakar). Belum tentu pemilik mikropenis tidak subur.
Hanya saja, seorang anak mikropenis dengan zakar tidak turun sangat berisiko terganggu kesuburannya. Ada kalanya kasus mikropenis diikuti dengan zakar kecil, zakar tidak turun, atau lubang kencing tidak pada tempatnya (hypospadia).
Bisa ditangani
Orangtua tidak perlu panik atau khawatir. Aman mengatakan, kasus mikropenis dapat ditangani. Sebaliknya, jika tidak ditangani, anak berisiko tetap mikropenis. Kelainan sebaiknya dideteksi dan diatasi sedari dini sehingga segera diterapi. Bahkan, terapi dapat dimulai sejak bayi.
”Sebaiknya, terapi jangan melewati usia pubertas atau masa pertumbuhan (14 tahun),” ujar President Elect Asia Pacific Paediatric Endocrine Society tersebut. Penanganan akan sangat sulit dan efek samping harus dinilai hati-hati.
Dalam terapi, spesialis endokrin anak memberikan hormon testosteron dalam dosis disesuaikan dengan kebutuhan anak. Terapi diberikan 4 kali setiap 3-4 minggu dengan total hanya 4 kali suntikan. Efek samping ringan yang dapat muncul, antara lain, adalah sering ereksi. Ada pula efek samping seperti memacu penutupan lempeng tulang (menghambat pertumbuhan) dan memacu pubertas jika dosis berlebihan, walaupun kasus demikian jarang terjadi. Dengan terapi, penis si kecil pun akan bisa tumbuh dengan baik.
Kenali Kelainan Alat Kelamin Si KecilHi SuperMom 'n SuperDad..!! Pasangan muda seringkali berandai-andai kalo' punya anak pertama nanti lebih seru laki-laki atau perempuan ya..?? Laki-laki dan perempuan pasti mempunyai berrbagai perbedaan baik sifat maupun perangainya dan yang pasti, laki-laki dan perempuan sama saja, karunia Tuhan yang pasti akan membuat suasana lebih ceria tentunya..^_^.
Nah, di week end kemaren kebetulan ada temennya Mama Aretha yang melahirkan, anaknya cowok dan lahir sehat dengan berat 3.75 Kg..wow..hebat juga sang Bunda ya..:) Cerita tentang anak laki-laki, pernahkah Bunda mendapati si kecil kesakitan saat buang air kecil..? Bisa jadi, ia mengalami masalah dengan organ kelaminnya. Mama Aretha coba sarikan dari berbagai sumber dan referensi mengenai kelainan pada alat kelamin laki-laki, mudah-mudahan bermanfaat ya..
Kelainan yang bisa terjadi pada organ kelamin anak laki-laki harus dilihat berdasar umur dan daerah yang terkena gangguan/kelainan. Kelainan organ vital ini ada yang sudah bisa diketahui sejak lahir. Tapi ada pula yang baru kelihatan setelah agak besar. Selain itu, kelainan ini juga harus dilihat berdasarkan daerah yang terkena. Apakah kelainan timbul di penis, buah zakar (testis), kantung buah zakar (skrotum), atau di daerah lain di sekitar selangkangan (inguinal).
Ada beberapa jenis kelainan yang bisa terjadi pada si jagoan kecil kita, apa saja itu..? coba kita lihat satu-satu ya..
1. Penis kecil (micropenis)Dari namanya sudah terlihat, bahwa mikropenis adalah jika penis anak berukuran kecil/pendek, tapi buah zakar (testis)nya normal. Biasanya, ini terjadi akibat kelainan hormon. "Pada bayi, disebut mikropenis jika panjang penis kurang dari 2,5 cm. Normalnya, ukuran panjang penis bayi sekitar 3-3,5 cm.
Mikropenis juga terkadang membuat orang tua bingung menentukan jenis kelamin anaknya. Ada yang pertumbuhan penisnya terganggu karena faktor hormonal. Tetapi terkadang ada juga yang semu (mikropenis semu). Sebetulnya penisnya tidak kecil, cuma karena gemuk, daerah pubiknya tertutup lemak, sehingga penis kelihatannya kecil/pendek.
Agar orang tua tidak terburu-buru menganggap anaknya menderita kelainan, ada cara khusus untuk mengukurnya. Daerah pubik di bagian pangkal penis ditekan, baru diukur. Biasanya kalau anak gemuk, jarang yang benar-benar mikropenis. Tapi kalau anaknya kurus, bisa jadi memang mikropenis. Kelainan inibisa diobati dengan hormon.
2. Kulup kecil (phimosis)Ini terjadi jika lubang di ujung kulup penis kecil. Gejala phimosis bisa ditandai jika anak kesakitan ketika buang air kecil. Ini karena lubang kulupnya sangat kecil, sehingga terasa sakit ketika anak kencing.
Phimosis biasanya bukan kelainan serius. Untuk mengatasinya, biasanya anak segera disunat. Atau biarkan sampai anak agak besar, kemudian dilihat, apakah ada perkembangan kulup ke arah normal atau tidak. Kalau masih belum normal, sebaiknya segera disunat. Pada anak yang sudah agak besar, keluhan phimosis terkadang masih ada, bahkan kadang-kadang setahun lebih masih sakit.
3. Kelainan lubang kencing (hipospadia)Kelainan lain yang harus segera diketahui dan dilakukan tindakan adalah hipospadia atau kelainan lubang kencing. Lubang kecil yang normal terletak di ujung saluran kencing (urethra). Pada anak yang menderita hipospadia, lubang kencingnya bukan di ujung batang penis, melainkan di mana saja di sepanjang batang penis.
Selain itu, biasanya lubang kencingnya juga sangat kecil, sehingga tidak kelihatan jika tidak benar-benar diamati. Kecuali kalau letaknya me-mang jauh dari letak lubang yang seharusnya di urethra. Tapi, kalau letaknya masih tidak terlalu jauh dari lubang yang normal, biasanya orang tua tidak ngeh dengan kondisi ini.
Yang sering terjadi, terkadang lubang kencing ada di bawah lubang kencing yang seharusnya, jadi kelihatannya normal. Apalagi kalau kulupnya masih ada. Apa yang harus dilakukan jika anak menderita hipospadia? Karena pertumbuhan yang tidak sempurna, harus dilakukan operasi plastik.
4. HerniaHernia adalah turunnya usus ke kantung buah zakar. Testis ini turun melalui lubang di selaput pembatas rongga perut dan rongga di bawahnya. Selaput ini berfungsi menjaga supaya usus tidak turun ke rongga di bawah-nya. Pada hernia, ada defect (kelainan), entah lubang atau lemahnya selaput, sehingga usus turun ke rongga di bawah rongga perut. Awalnya sedikit, tapi lama-lama banyak dan akhirnya turun ke skrotum, sehingga mirip buah zakar.
Usus yang turun ini pun lama-ke-lamaan akan mendesak testis, sehingga testis terjepit. Kalau tidak segera dioperasi, bisa berbahaya. Peredaran darah buntu, sehingga terjadi nekrosis. Ini biasanya sakit sekali.
Orang tua harus waspada anak terkena hernia jika anak tiba-tiba menangis saat beraktivitas (misalnya lari-lari). Tapi begitu tidur, sakitnya hilang lagi. Gejala akan makin parah kalau anak selalu menangis.
Untuk mengatasinya, dilakukan operasi untuk memasukkan usus ke tempatnya kembali, lalu selaput pembatas rongga dijahit.
Terkadang, tumbuhnya benjolan di selangkangan tidak selalu berarti hernia. Bisa saja benjolan itu disebab-kan karena karena buah zakar (testis) belum turun (retensio testis). Seandai-nya sampai keliru diagnosis dan keliru penanganannya, bisa berbahaya. Misalnya, jika yang terjadi hernia tapi disangka testis yang belum turun, atau sebaliknya, testis belum turun disebut hernia. Jika yang terjadi adalah hernia, harus dilakukan operasi untuk mengembalikan posisi usus yang masuk ke kantung buah zakar (skrotum) tadi.
Seringkali, testis memang terlambat beberapa bulan turun ke kantungnya (skrotum). Tapi ini bukan kelainan/penyakit. Masih normal dan hanya merupakan varian. Toleransinya antara 3 6 bulan. Seandainya belum juga yakin apakah benjolan itu testis yang belum turun atau karena hernia, biasanya dilakukan pemeriksaan dengan ultrasonografi (USG).
5. Testis besarJika salah satu testis si kecil besar sebelah, teliti dulu, yang besar itu yang normal atau tidak normal. Caranya dengan meraba. Kalau ada "bijinya" berarti normal.
Testis besar ada yang disebut hidrosel testis, yakni testis berisi cairan, sehingga membengkak. Bisa sebelah atau dua-duanya. Ini bisa kelihatan begitu baru lahir, bisa juga setelah anak agak besar. Biasanya testis akan terlihat bening kemerah-merahan seperti buah anggur. Biasanya tidak berbahaya dan akan hilang sendiri.
Ini berbeda dengan bengkak karena virus (varikosel). Bengkaknya karena virus variks. Biasanya, testis terlihat keruh di bagian dalam nya. Ini harus dioperasi. Bengkak pada testis bisa juga karena hernia atau anak yang pernah menderita gondongan.
6. Skrotum membesar (skrotum udema)Penyebab skrotum membesar bermacam-macam, bisa karena alergi, bisa juga akibat gigitan serangga. Kalau bengkak karena gigitan serangga, biasanya skrotum terasa sakit. Bengkak juga bisa terjadi karena penyakit, misalnya ginjal. Pada penderita ginjal, biasanya terjadi pembengkakan di seluruh tubuh. Nah, pada anak-anak, yang bengkak duluan adalah skrotumnya.
7. HermaphroditSering juga disebut bingung kelamin. Penis kecil sehingga tampak seperti klitoris, sementara skrotumnya sering disangka sebagai bibir vagina (labia). Hermaphrodit terjadi karena adanya kelainan kromosom. Ini bisa diatasi dengan melakukan tes kromosom untuk mengecek apakah bayi yang lahir itu perempuan atau lelaki.
Mungkin masih ada lagi referensi tentang kelainan organ kelamin si kecil, SuperMom 'n SuperDad boleh donk sharing..ditunggu ya..? ^_^
0 comments:
Post a Comment
komentar anda...