Oslo – : Jaringan Eropa untuk Advokasi Hak Pengungsi dan Tawanan Palestina menyampaikan kekhawatirannya atas kondisi mengenaskan pengungsi Palestina yang lari dari Suriah ke Mesir. Jaringan ini menegaskan kekecewaannya terhadap perlakuan buruk pihak pemerintah Mesir yang tidak manusiawi terhadap mereka, termasuk kepada anak-anak dan pengungsi usia lanjut.
Sumber yang memantau di Mesir menegaskan kepada Jaringan Eropa Palestina ini bahwa pemerintah Mesir melakukan aksi penangkapan belakangan ini terhadap pengungsi Palestina dari Suriah. Mereka juga melarang pengungsi Palestina memperoleh izin legal untuk tinggal di Mesir, kesempatan mendapatkan pendidikan dan pengobatan yang layak.
Sumber juga mengungkapkan, pemerintah Mesir telah menangkap satu keluarga pengungsi Palestina yang terdiri dari sembilan orang, empat orang di antaranya anak-anak setelah rumah mereka tempat tinggal mereka digeledah di kota Aresh. Beberapa saat kemudian setelah diperiksa selama 8 jam mereka dibebaskan. Sejumlah laporan dari Mesir menegaskan, pemerintah di sana mengusir dan mendeportasi satu sejumlah keluarga Palestina seluruhnya termasuk anak-anak dan orang usia lanjut serta perempuan. Hal ini tentu melanggar undang-undang internasional yang mengharuskan untuk memperlakukan secara baik terhadap pengungsi atau orang yang meminta suaka.
Jaringan Eropa ini menegaskan sekitar 60 pengungsi Palestina mereka telah di deportasi dari Mesir ke Libanon, Suriah, Turki dan lain-lainnya. Padahal nyawa mereka terancam terutama karena mereka dikembalikan ke Suriah secara paksa.
Sebagian keluarga Palestina itu berusaha untuk meninggalkan wilayah Mesir ke Eropa terutama setelah meningkatnya kekerasan terhadap mereka selama 2 bulan belakangan. Jaringan Eropa meminta kepada pemerintah Mesir untuk konsisten dengan undang-undang internasional terkait dengan hak pengungsi dan peminta suaka untuk diberikan izin tinggal di sana sesuai dengan kesepakatan 1951 terutama terkait dengan pengungsi dan kesepakatan 1968 yang mencakup berbagai permasalahan yang dialami oleh pengungsi di Afrika.
Jaringan ini meminta Mesir untuk memberikan tempat yang aman bagi para pengungsi dan memungkinkan mereka untuk kemudian diserahkan urusannya kepada komisioner urusan pengungsi di PBB.
Ketua
Jaringan Muhammad Hamdan dalam konfrensi persnya hari ini Sabtu (4/9)
meminta menu di Mesir menyampaikan bahwa masih bertanggung jawab secara
penuh terhadap keselamatan pengungsi Palestina yang melarikan diriyang
melarikan diri dari Suriah dan semua pengungsi lainnya. Ia juga
mengisyaratkan pengungsi Palestina menghadapi perlakuan buruk sangat
buruk sebagaimana mereka juga mengalami pengusiran penangkapan tanpa
sebab yang dibenarkan. Hamdan menegaskan, media masa Mesir memainkan
peran buruk yang memperkeruh suasana. Dia meminta agar PBB melakukan
intervensi dan menjaga melindungi pengungsi Palestina dari kekerasan dan
kesewenang-wenangan pemerintah Mesir. (bsyr) infopalestina