Kabereh.com DALAM beberapa bulan terakhir, berita tentang Boko Haram di media-media mainstream selalu negatif. Boko Haram menyerang masjid. Boko Haram merusak madrasah. Boko Haram memerkosa. Di Indonesia, pemberitaan citra negatif Boko Haram di media Islam tidak lepas pula dari sumber berita yang mengandalkan situs Barat, tanpa perimbangan dari pihak resmi Boko Haram. Di satu sisi bisa dimaklumi karena terbatasnya akses dan sumber daya media itu sendiri, di sisi lain, ini menimbulkan sebuah pertanyaan besar: benarkah demikian Boko Haram?
Dalam beberapa hal, ada yang patut kita perhatikan:
- Berita pembunuhan yang dilakukan oleh Boko Haram selama ini banyak distorsi. Dalam arti sebenarnya pelakunya bukan mereka, tapi polisi sekuler, penjahat, dan kelompok-kelompok pro rezim. Mereka kemudian melakukan pembunuhan dengan memakai nama Boko Haram. Ini berarti operasi False Flag.
- Beberapa waktu lalu Ulama Nigeria Syekh Abdullah Sulaiman mengatakan suatu ketika seorang anggota “Boko Haram” melakukan pembunuhan dan tertangkap, ternyata setelah diperiksa yang bersangkutan adalah bahkan bukan orang Muslim, dan bukan pula anggota Boko Haram.
- Para ulama dan pejuang Islam mengakui ada upaya pembusukan oleh pihak tertentu untuk memperburuk citra Boko Haram sebagai pejuang Islam.
- Pihak Gubernur Utara Nigeria Murtala Nyako menyatakan bahwa sebagian besar kekerasan di wilayah timur laut dilakukan oleh milisi bentukan pemerintah pusat dan tentara Nigeria, bukan oleh militan Boko Haram.
Dalam surat berjudul “Genosida penuh di Nigeria utara”, Nyako mengatakan bahwa kasus pembunuhan massal, pembunuhan berdarah dan pemenggalan kepala dilakukan oleh pemerintah, tetapi bukti-bukti pembunuhan disalahkan kepada Boko Haram.
Berdasarkan liputan langsung Islampos ke Suriah, hal ini juga berlangsung di bumi Syam. Sebuah distorsi berita yang dimainkan pihak rezim untuk memperlemah citra pejuang Jabhah Islamiyah, Jabhah Nushrah, dan elemen Jihad lainnya. [pz/islampos]