Kelompok militan Sunni Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS)
menguasai hampir sepertiga wilayah Irak. Mereka juga mengosongkan isi
sejumlah bank di kota Mosul. Ditambah harta rampasan perang lainnya,
ISIS kini menjadi kelompok jihadis yang dicap barat sebagai ‘teroris’
paling kaya di seluruh dunia.
Diberitakan Washington Post, ISIS yang menguasai kota Mosul sejak
Selasa lalu berhasil mengabil harta rampasan perang berupa uang dari
bank pusat kota sebesar 500 miliar dinar Irak atau lebih dari Rp50,2
triliun.
Tidak hanya itu, menurut Gubernur Provinsi Nineveh, Atheel al-Nujaifi,
ISIS juga berhasil menguasai sejumlah bank lainnya di kota tersebut,
termasuk emas-emas batangan di dalam brankas.
Selain itu, kelompok ini juga berhasil merampas tank-tank buatan AS,
helikopter Blackhawk, kendaraan Humvee, pesawat kargo dan persenjataan
berat lainnya.
Perangkat tempur yang direbut tersebut adalah sumbangan dari AS yang
telah keluar kocek US$14 miliar atau Rp160 triliun untuk membantu
militer Irak.
Selain dari rampasan perang, ISIS juga mendapatkan banyak dana dari
berbagai donasi dari sponsor yang tersebar di seluruh jazirah Arab.
Tidak heran Media barat International Business Times menjuluki ISIS "Teroris Paling Kaya di Dunia".
Berdasarkan daftar kekayaan kelompok teror seperti dimuat Money Jihad,
ISIS juaranya. Anggaran operasional Taliban selama setahun senilai
antara Rp827 miliar hingga Rp4,7 triliun, masih jauh dari jumlah uang
yang dimiliki ISIS saat ini.
Tanpa Bayaran
Kelompok lainnya juga tertinggal dalam soal finansial. misalnya
separatis FARC di Kolombia punya anggaran tahunan senilai antara Rp946
miliar hingga Rp4,1 triliun. Sementara kelompok Al-Shabab di Somalia
anggaran tahunannya senilai antara Rp827 miliar hingga Rp1,1 triliun.
Sedangkan al-Qaeda saat melakukan serangan 11 September 2001 ke AS
menghabiskan dana hingga Rp354 miliar, berdasarkan data Dewan Hubungan
Luar Negeri di Washington.
Berdasarkan daftar kekayaan kelompok teror seperti dimuat Money Jihad,
ISIS juaranya. Anggaran operasional Taliban selama setahun senilai
antara Rp827 miliar hingga Rp4,7 triliun, masih jauh dari jumlah uang
yang dimiliki ISIS saat ini.
Aron Lund, ahli Timur Tengah yang berbasis di Stockholm mengatakan
selain untuk persenjataan, uang ini akan digunakan ISIS untuk mengambil
hati masyarakat di kota-kota yang mereka kuasai.
"Pejuang di dalamnya bekerja tanpa bayaran dan hidup sederhana,
persenjataan dan amunisinya juga rampasan dari pemerintah, ini jelas
memangkas anggaran. Tapi mereka masih punya pengeluaran, baik militer
dan sipil, termasuk menderma untuk proyek sedekah demi mengambil hari
masyarakat," kata Lund, dikutip dari Fox News. (*Wpost/fox/viva)