BANDA ACEH - Gubernur Aceh, dr Zaini Abdullah dan Wali Nanggroe Aceh, Malik Mahmud Al-Haytar mewacanakan pengembangan kompleks Masjid Raya Baiturrahman
Banda Aceh. Ide itu disampaikan Zaini dan Malik dalam rapat rencana
perluasan dan pembangunan kompleks masjid itu di Gedung Serbaguna Setda
Aceh, Rabu (18/6). Setelah dikembangkan, keindahan dan kenyaman
beribadah di Masjid Raya bisa seperti Masjid Nabawi Madinah.
Kadis Cipta Karya Aceh, Ir Hasanuddin, menyebutkan anggaran yang diperlukan untuk maksud tersebut mencapai Rp 1,4 triliun. Untuk program pembangunan jangka pendek, sebutnya, butuh dana Rp 344,845 miliar dan untuk jangka panjang Rp 1,1 triliun. Program perluasan dan pengembangan Kawasan Masjid Raya Baiturrahman, kata Hasanuddin, tidak mengubah kondisi fisik masjid yang ada sekarang. “Tujuan dari pengembangan ini untuk menambah kapasitas dan kenyamaman jamaah dalam beribadah serta menjadikan Masjid Raya Baiturrahman menjadi ikon Internasional bernuansa Masjid Nabawi,” jelasnya.
Target pembangunan untuk jangka pendek, lanjut Hasanuddin, adalah pembangunan infrastruktur dan landscape dalam lingkungan Masjid Raya Baiturrahman yang diharapkan bisa selesai pada Mei 2017 yang membutuhkan anggaran sekitar Rp 344,845 miliar.
Untuk proyek fisik untuk jangka pendek meliputi persiapan pekerjaan butuh dana Rp 2,175 miliar, pekerjaan struktur Rp 163,298 miliar, pekerjaan arsitektur Rp 125,199 miliar, pekerjaan elektrikal Rp 12,651 miliar, pekerjaan mekanikal Rp 5,714 miliar, pekerjaan landscape Rp 3,206 miliar, dan ekerjaan nonstruktural Rp 1,249 miliar.
Sementara untuk jangka panjang, lanjutnya, kegiatan yang akan dilakukan adalah pembebasan lahan dan bangunan sampai ke tepi sungai Krueng Aceh. Untuk sisi barat butuh anggaran Rp 83,60 miliar dan pembangunan fisik Rp 122,375 miliar. Sisi selatan butuh Rp 56,129 miliar dan pembangunan fisik Rp 133,643 miliar. Sisi utara butuh dana Rp 201,1692 miliar dan biaya pembangunan fisik Rp 13 miliar. Sisi timur Rp 105,022 miliar dan pembangunan fisik Rp 35,643 miliar. Selain itu, pembangunan lingkungan masjid Rp 344,845 miliar dan biaya supervisi Rp 4,5 miliar. Sehingga totalnya menjadi Rp 1,1 triliun.
Fasilitas yang akan dibangun antara lain klinik rumah imam dan marbot, TPA, hafiz Quran, taman azar, madrasah, aliah, toko, plaza internal sekolah, pintu gerbang, ramp masuk ke parkir mobil, ramp masuk pakir sepeda motor, tangga basement, payung besar, stasiun TV dan radio Baiturrahman, parkir bus, hotel, convention center, open space dan pedestrian.
Gagasan itu disambut baik oleh bupati dan wali kota serta ulama yang hadir dalam rapat tersebut. Tapi, mereka berharap waktu pekerjaan tidak terlalu lama, sehingga bisa membuat perencanaan dan pelaksanaan pembangunan terputus di tengah jalan. Bupati Bener Meriah, Ir Ruslan Abdul Gani mengatakan setuju dengan ide Gubernur dan Wali Nanggroe. Ungkapan hampir senada juga datang dari Bupati Aceh Tenggara, Hasanuddin B, dan Waled Nurzahri.
Tapi, menurut peserta rapat, pengisian dan pengelolaan dari kawasan itu menjadi lebih penting lagi. Sehingga kawasan masjid yang sudah luas itu memberi manfaat sebagai tempat ibadah yang aman dan nyaman bagi masyarakat Aceh maupun tamu yang datang dari berbagai belahan dunia.(her)
Kadis Cipta Karya Aceh, Ir Hasanuddin, menyebutkan anggaran yang diperlukan untuk maksud tersebut mencapai Rp 1,4 triliun. Untuk program pembangunan jangka pendek, sebutnya, butuh dana Rp 344,845 miliar dan untuk jangka panjang Rp 1,1 triliun. Program perluasan dan pengembangan Kawasan Masjid Raya Baiturrahman, kata Hasanuddin, tidak mengubah kondisi fisik masjid yang ada sekarang. “Tujuan dari pengembangan ini untuk menambah kapasitas dan kenyamaman jamaah dalam beribadah serta menjadikan Masjid Raya Baiturrahman menjadi ikon Internasional bernuansa Masjid Nabawi,” jelasnya.
Target pembangunan untuk jangka pendek, lanjut Hasanuddin, adalah pembangunan infrastruktur dan landscape dalam lingkungan Masjid Raya Baiturrahman yang diharapkan bisa selesai pada Mei 2017 yang membutuhkan anggaran sekitar Rp 344,845 miliar.
Untuk proyek fisik untuk jangka pendek meliputi persiapan pekerjaan butuh dana Rp 2,175 miliar, pekerjaan struktur Rp 163,298 miliar, pekerjaan arsitektur Rp 125,199 miliar, pekerjaan elektrikal Rp 12,651 miliar, pekerjaan mekanikal Rp 5,714 miliar, pekerjaan landscape Rp 3,206 miliar, dan ekerjaan nonstruktural Rp 1,249 miliar.
Sementara untuk jangka panjang, lanjutnya, kegiatan yang akan dilakukan adalah pembebasan lahan dan bangunan sampai ke tepi sungai Krueng Aceh. Untuk sisi barat butuh anggaran Rp 83,60 miliar dan pembangunan fisik Rp 122,375 miliar. Sisi selatan butuh Rp 56,129 miliar dan pembangunan fisik Rp 133,643 miliar. Sisi utara butuh dana Rp 201,1692 miliar dan biaya pembangunan fisik Rp 13 miliar. Sisi timur Rp 105,022 miliar dan pembangunan fisik Rp 35,643 miliar. Selain itu, pembangunan lingkungan masjid Rp 344,845 miliar dan biaya supervisi Rp 4,5 miliar. Sehingga totalnya menjadi Rp 1,1 triliun.
Fasilitas yang akan dibangun antara lain klinik rumah imam dan marbot, TPA, hafiz Quran, taman azar, madrasah, aliah, toko, plaza internal sekolah, pintu gerbang, ramp masuk ke parkir mobil, ramp masuk pakir sepeda motor, tangga basement, payung besar, stasiun TV dan radio Baiturrahman, parkir bus, hotel, convention center, open space dan pedestrian.
Gagasan itu disambut baik oleh bupati dan wali kota serta ulama yang hadir dalam rapat tersebut. Tapi, mereka berharap waktu pekerjaan tidak terlalu lama, sehingga bisa membuat perencanaan dan pelaksanaan pembangunan terputus di tengah jalan. Bupati Bener Meriah, Ir Ruslan Abdul Gani mengatakan setuju dengan ide Gubernur dan Wali Nanggroe. Ungkapan hampir senada juga datang dari Bupati Aceh Tenggara, Hasanuddin B, dan Waled Nurzahri.
Tapi, menurut peserta rapat, pengisian dan pengelolaan dari kawasan itu menjadi lebih penting lagi. Sehingga kawasan masjid yang sudah luas itu memberi manfaat sebagai tempat ibadah yang aman dan nyaman bagi masyarakat Aceh maupun tamu yang datang dari berbagai belahan dunia.(her)