BANDA ACEH - Panglima Kodam Iskandar Muda (Pangdam IM), Mayjen TNI Agus Kriswanto menegaskan, TNI juga siap mengantisipasi keberadaan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), apalagi kelompok ini sudah terang-terangan menyatakan melalui media massa bahwa mereka punya banyak pendukung, termasuk di Aceh.
Pangdam menegaskan hal itu ketika menjawab wartawan di sela-sela geladi resik upacara HUT Ke-69 Republik Indonesia di Lapangan Blangpadang, Banda Aceh, Kamis (14/8).
“Dari data dan informasi sudah ada indikasi adanya gerakan ini, bahkan kelompok ini sudah menyatakan secara terang-terangan bahwa mereka memang ada,” kata Pangdam.
Menurut Pangdam, meski ada yang menyatakan ISIS di Aceh sudah punya kader dan cara perekrutannya masih sistem underground (bawah tanah) atau berbeda dengan di daerah lain yang cenderung terbuka, namun jajaran Kodam IM tetap profesional menindak siapa pun dan apa pun nama kelompok yang merongrong kewibawaan negara ini. Hal itu, lanjut Pangdam, sesuai dengan perintah atasan di pusat, mulai Panglima TNI, Kapolri, bahkan Presiden.
Ditanya apakah TNI sudah mendeteksi di mana saja gerakan itu di Aceh, jenderal bintang dua yang belum sebulan menjabat Pangdam IM ini, menegaskan itu urusan intelijen dan belum memungkinkan untuk dibeberkan demi menjaga keamanan.
Ia mengimbau semua pihak jangan terpengaruh ISIS karena Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh juga sudah menyatakan gerakan seperti itu haram, sebagaimanya dinyatakan MUI Pusat.
Pangdam juga mengatakan meski pihak TNI tidak terlibat langsung dalam rapat membahas soal ISIS dua hari lalu di Kantor Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpol dan Linmas) Aceh, tapi ia sependapat dengan rekomendasi peserta pertemuan itu bahwa pengawasan terhadap orang asing harus lebih ditingkatkan.
“Misalnya, melalui razia polisi di jalan raya terhadap orang asing yang masuk lewat Medan menggunakan bus. Kalau dilarang masuk kan tak mungkin,” ujar Pangdam.
Seperti diberitakan Serambi dalam laporan eksklusif, Senin (11/8) ISIS mengklaim sudah berhasil membentuk jaringannya di 21 kabupaten/kota di Aceh dan merekrut 4.000 warga provinsi ini. Mereka juga mengaku ISIS Aceh berada langsung di bawah komando tertinggi, Abu Bakar Al-Baghdadi.
Sumber koran ini, Abu Jundullah yang mengaku sebagai Juru Bicara ISIS Perwakilan Aceh dalam wawancara khusus, Minggu, 3 Agustus 2014 membeberkan bahwa ISIS di Aceh sudah dibentuk sejak 1 Januari 2014 sebagai perwakilan ISIS di Irak dan Suriah.
Di sisi lain, Kapolda Aceh, Irjen Pol Husein Hamidi mengatakan pihaknya sudah melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi masuknya pengaruh ISIS ke Aceh. Di antara kegiatan yang dilakukan adalah mendeteksi dan menindaklanjuti setiap informasi yang berkembang di masyarakat, serta berkoordinasi dengan kalangan ulama dan pimpinan dayah/pesantren untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat. (sal) serambinews