JAKARTA – Terkait ceramah ngawur Maulana di televisi, sejumlah aktivis organisasi mahasiswa dan pemuda Islam menyindir stasiun Trans TV yang menurutnya hanya mencari rating dan membela penguasa dalam menayangkan ustadz gadungan tersebut. “Bagi stasiun televisi Trans TV, agar menjadikan medianya sebagai sarana mengedukasi, bukan menyesatkan umat Islam. Jangan hanya mencari ‘rating’ dan membela kepentingan penguasa, ” demikian pernyataan sikap sejumlah aktivis organisasi mahasiswa/pemuda Islam di Jakarta, Jumat (13/11/2015). Menurut mahasiswa/pemuda Islam, Maulana mengatakan di Trans TV bahwa untuk urusan memilih pemimpin sebaiknya tidak mempertanyakan agama calon pemimpin. Maulana menyatakan, itu merupakan ‘Black Campaign’.
Kalimat lancang Maulana disampaikan dalam salah satu program ceramah pagi yang ditayangkan oleh stasiun Trans TV dan ditonton banyak pemirsa. “Itu tentu saja tidak sepatutnya diucapkan oleh seorang yang disebut sebagai ‘ustadz’ atau pendakwah, apalagi disampaikan dalam salah satu program ceramah pagi yang ditayangkan oleh sebuah stasiun televisi dan ditonton banyak pemirsa,” kata aktivis mahasiswa/pemuda Islam.
Mereka bersikap, dalam ajaran islam sudah jelas bagaimana seharusnya umat Islam memilih pemimpin, di antaranya harus seakidah dengan umat Islam dan menyuarakan kepentingan Islam dalam kepemimpinannya. “Ayat-ayat dalam Al-Qur’an yang memerintahkan kewajiban orang-orang beriman memilih pemimpin dari kalangan Mu’min sangat banyak.” Sejumlah Organisasi mahasiswa dan pemuda Islam yang turut menyatakan sikapnya tercatat; GPII (Gerakan Pemuda Islam Indonesia) yang ditandatangani oleh Wakil Ketua Umum Drs. Dedi Hermanto, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Pusat yang ditandatangani oleh Ketua Bidang Tabligh dan Kajian Keislaman, Novri Zulimet, Hima Al Washliyah yang ditandatangani oleh Ketua Umum Aminullah Siagian, Mahasiswa Pecinta Islam (MPI) Jakarta ditandatangani oleh Ketua Umum Leo Bagusta Irman.arrahmah
0 comments:
Post a Comment
komentar anda...