Jamal (66) penjual sate di kawasan jalan Sabang, Jakarta Pusat yang
tetap menjajakan usahanya meski ada aksi teror di kawasan Sarina Kamis
(14/1/2016). ( foto : kompas . )
KABEREH.COM, JAKARTA - Walau ada aksi penembakan dan ledakan di sekitarnya, penjual sate yang tetap mengipas daging-daging yang menjadi dagangannya saat ledakan di Jalan MH Thamrin ramai dibicarakan di media sosial.
KABEREH.COM, JAKARTA - Walau ada aksi penembakan dan ledakan di sekitarnya, penjual sate yang tetap mengipas daging-daging yang menjadi dagangannya saat ledakan di Jalan MH Thamrin ramai dibicarakan di media sosial.
Dia adalah Jamal (66), penjual sate di Jalan Sabang, Jakarta Pusat.
Pria yang berjualan sate bersama istrinya, Heni (50), itu mengaku kaget ketika mendengar ledakan yang pertama pada pukul 10.40 WIB.
"Ada suara duaarr. Awalnya saya kira itu cuma suara petir, enggak lama ada suara itu lagi dan orang-orang pada lari, baru deh saya tahu kalau suara itu bom," kata Jamal kepada Kompas.com, Kamis (14/1/2016).
Heni yang mendampingi Jamal mengatakan, sebenarnya mereka ingin melarikan diri saat terdengar ledakan.
Namun, niat itu diurungkan karena takut dagangan mereka dicuri.
"Kami pas dengar suara yang kedua dan lihat orang-orang lari, awalnya sempat mau ikut lari juga. Cuma setelah ingat dagangan, kami enggak jadi ikutan lari," ujar Heni, yang mengaku sudah berjualan di kawasan Sabang sejak 1974.
tribunPria yang berjualan sate bersama istrinya, Heni (50), itu mengaku kaget ketika mendengar ledakan yang pertama pada pukul 10.40 WIB.
"Ada suara duaarr. Awalnya saya kira itu cuma suara petir, enggak lama ada suara itu lagi dan orang-orang pada lari, baru deh saya tahu kalau suara itu bom," kata Jamal kepada Kompas.com, Kamis (14/1/2016).
Heni yang mendampingi Jamal mengatakan, sebenarnya mereka ingin melarikan diri saat terdengar ledakan.
Namun, niat itu diurungkan karena takut dagangan mereka dicuri.
"Kami pas dengar suara yang kedua dan lihat orang-orang lari, awalnya sempat mau ikut lari juga. Cuma setelah ingat dagangan, kami enggak jadi ikutan lari," ujar Heni, yang mengaku sudah berjualan di kawasan Sabang sejak 1974.
Selain mereka, para pembeli sate juga tetap tidak lari. Mereka tetap menikmati sate buatan Jamal.
Kisah Jamal ini sempat ramai dibicarakan media sosial.
Akun Path Wimpy menuliskan, "The satay booth just about 100 meter from terrorist attack area just 2 hours ago and this guy still grill his satay and people keep ordering the satay. This is Jakarta!!! You can't terror Jakarta people!!! Fear is not in our dictionary."
Pantauan Kompas.com pada Kamis sore, aktivitas di Jalan Sabang sudah normal setelah ledakan dan baku tembak yang terjadi di dekat Pos Polisi Jalan MH Thamrin, Kamis (14/1/2016) siang.
Sebelumnya, beberapa pedagang menutup dagangannya karena ketakutan.(Akhdi Martin Pratama)
Kisah Jamal ini sempat ramai dibicarakan media sosial.
Akun Path Wimpy menuliskan, "The satay booth just about 100 meter from terrorist attack area just 2 hours ago and this guy still grill his satay and people keep ordering the satay. This is Jakarta!!! You can't terror Jakarta people!!! Fear is not in our dictionary."
Pantauan Kompas.com pada Kamis sore, aktivitas di Jalan Sabang sudah normal setelah ledakan dan baku tembak yang terjadi di dekat Pos Polisi Jalan MH Thamrin, Kamis (14/1/2016) siang.
Sebelumnya, beberapa pedagang menutup dagangannya karena ketakutan.(Akhdi Martin Pratama)
0 comments:
Post a Comment
komentar anda...