Juru bicara Kementerian
Komunikasi dan Informasi, Gatot Dewa Broto, meminta kepada pengguna
media sosial, khususnya remaja, agar tidak terlalu detail atau perinci
mengumbar status dan foto. Dalam dunia maya, sebisa mungkin para
pengguna menyediakan ruang privasi agar tidak sembarang orang melihat
identitas atau profil pemilik akun.
"Kami bukan melarang, tapi agar
lebih hati-hati menggunakan media sosial," kata Gatot, Sabtu, 16 Maret
2013. Tak hanya menuliskan status, tempat, dan keadaan yang detail, para
remaja juga terkadang suka mengunggah foto dengan pose-pose seksi.
Hal-hal seperti itu, kata Gatot,
yang berpotensi mengundang orang tak dikenal yang punya niat jahat.
Sebab, Internet merupakan media tanpa batas yang bisa diakses oleh
hampir semua orang di berbagai wilayah. Oleh sebab itu, para pemilik
akun diminta untuk seminimal mungkin mempublikasikan identitas diri
hingga hal yang detail.
Gatot tak menampik bila media Internet berpotensi mengundang kejahatan, namun hal itu bisa dikurangi dengan sikap penggunanya.
"Itu sebabnya dari Menkominfo
memiliki program edukasi Internet sehat dan aman bagi remaja," ujarnya.
Ini supaya pengguna Internet tidak terjerat Undang-Undang Informasi
Teknologi dan Elektronik.
Gatot tidak bisa menyalahkan
media sosial sebagai pemicu terjadinya pemerkosaan. Mengingat Internet
merupakan media tak berbatas dan semua kembali kepada penggunanya. Dalam
konteks pemberantasan konten berbau pornografi, misalnya, Gatot
menyebutkan, sedikitnya dalam satu menit ada 28 ribu hingga 30 ribu
laman atau halaman baru yang berbau pornografi.
"Jadi, kalau dibasmi satu tumbuh seratus," ujar Gatot.
Perkenalan di media sosial yang
berujung pada tindak kejahatan pemerkosaan makin marak. Kasus terakhir
adalah NR, 16 tahun, yang diperkosa oleh sembilan orang. Kejadiannya
bermula dari perkenalan dengan salah seorang pelaku, Beni Arda, di
Facebook dan berakhir dengan kopi darat di kawasan Cijantung, Jakarta
Timur.
Di sebuah gubuk yang berada di
kebun singkong dekat Lapangan Turna Cijantung, NR diperkosa oleh
rekan-rekan Beni Ardi pada Sabtu, 9 Maret 2013. | YAHOO/TMPO