Banda Aceh - Usaha Gubernur Aceh Zaini Abdullah keluar negeri untuk mencari investor yang akan menanamkan modalnya di Aceh, mendapatkan kecaman dari rakyat Aceh. Hasil reportase The Globe Journal, Selasa (27/5/2014) malam sejumlah kalangan menyayangkan tindakan orang nomor satu di Serambi Mekkah itu.
Helmy N. Hakim, pengamat sosial dan politik, kepada The Globe Journal mengatakan, seharusnya Zaini lebih memperhatikan kondisi masyarakat di Aceh yang semakin hari kian memprihatinkan terutama dalam menghadapi situasi ekonomi yang semakin sulit dan tidak pasti.
Lagi pula investor itu sebenarnya tanpa dicari akan datang sendiri kalau kondisi Aceh kondusif.
“Kondisi rakyat semakin terjepit. Lagi pula kalau kondisi Aceh sudah stabil, aman dan sejahtera, investor itu akan datang dengan sendirinya. Kalau sekedar ingin jalan-jalan, ya silahkan, tapi jangan buat alasan macam-macam lah,” ujar Helmy.
Eddie Suhaimi, warga Lhokseumawe, dalam menyikapi keberangkatan Gubernur Aceh ke luar negeri, mengatakan sebaiknya pemerintah terlebih dahulu fokus kepada penyerapan APBA.
Selain itu, perbaikan sarana dan prasaran serta stabilisasi soal keamanan.
Dalam kacamata Suhaimi, bila semua hal itu sudah dilakukan, maka investor dengan sendirinya akan datang ke Aceh.
“Kalau soal sarana, keamanan dan lainnya sudah bagus, saya kira investor akan masuk dengan sendirinya.
Warga Aceh diperantauan juga mengatakan hal yang nyaris senada. Johan Makmur Habib, putra Gayo yang bermukim di Denmark kepada The Globe Journal mengatakan, seharusnya pemerintah menata Aceh terlebih dahulu. Aceh perlu diperbaiki disana sini. Termasuk pembasmian pungli, listrik, dan lainnya.
Sebab bicara investor, tentu bicara sarana dan prasarana yang mumpuni, bukan sekedar memadai. Tidak ada orang yang akan mau menanamkan modalnya di Aceh, bila kondisi Aceh sendiri tidak siap untuk itu.
Menurut Johan, Pemerintah Aceh sekarang gagap dalam melakukan pembangunan. Padahal, menurutnya, pertanian, perikanan dan peternakan merupakan sektor yang kalau dikembangkan akan membawa Aceh maju dimasa depan.
Namun sektor ini, menurut Habib tidak dikelola dengan baik oleh Doto Zaini Cs. Sehingga Aceh tak bisa bangkit.
“Kenapa tidak, jadikan Aceh sebagai produsen. Saya kira daging, hasil pertanian, ikan, akan selalu laku dipasar internasional. Kenapa dikepala pemimpin tidak ada konsep itu?,” ujar Makmur setengah bertanya.
Sebelumnya diberitakan, Gubernur Aceh Zaini Abdullah mulai hari ini, Minggu (25/5/2014) hingga Kamis nanti (12/6/2014) melakukan kunjungan kerja ke Timur Tengah dan Eropa. Kunjungan ini dimaksudkan untuk membicarakan investasi di Aceh. Gubernur turut didampingi Ketua DPRA Hasbi Abdullah.
Kepala Biro Humas Pemerintah Aceh Murthalamuddin Senin (26/5/2014) menjelaskan, di Uni Emirates Arab, Gubernur Zaini akan mengadakan pertemuan dengan Mudabala Investment (BUMN di Abu Dhabi).
“Selain membahas investasi sektor minyak dan gas serta investasi energi terbarukan, Gubernur juga akan mengadakan pertemuan dengan CEO Dubai Port dalam rangka kerjasama operator pelabuhan bebas Sabang,” ujar Murthalamuddin.
Rangkaian kunker ini diharapkan akan ada kunjungan petinggi Dubai Port untuk kerjasama pelabuhan.
Selanjutnya, Doto Zaini memenuhi undangan Gubernur Istanbul Turki, membahas kerjasama Sister Province, dan pelabuhan Istanbul dengan Hemin Hetay Group Turki. Perusahaan ini akan menggarap potensi Geothermal Aceh yang berada di dua titik yaitu di Kabupaten Pidie dan Gayo Lues. Rencana investasi Hemin Hetay Group ini sudah mendapat persetujuan dari Pemerintah Aceh dan Bupati di dua kabupaten itu.
Kemudian, Gubernur akan melakukan lawatan ke Jerman, membahas lanjutan percepatan pelaksanaan pembangunan Rumah Sakit melalui dana softloan dari bank Jerman Kfw. []