[BANDA ACEH] Ratusan rumah penduduk di sejumlah desa di Kecamatan Tangse, Kabupaten Pidie porak-poranda dan sejumlah warga dilaporkan hilang serta puluhan jembatan hancur sehingga akses jalan dari Pidie ke Meulaboh putus setelah dihantam banjir bandang yang melanda kawasan itu pada Kamis (10/3/2011) malam. Ribuan jiwa penduduk yang selamat telah diungsikan ketempat yang aman.
Wakil Bupati Pidie Nazir Adam yang juga ketua Satkorlak daerah itu kepada SP, Jumat (11/3/2011) pagi melaporkan, berdasarkan hasil pantauan di lapangan yang dilakukan dirinya pada Jumat pagi, banjir bandang yang terjadi Kamis (10/3) pukul 20.00 WIB menyebabkan ratusan rumah penduduk, toko, lahan pertanian dan perkebunan serta usaha rakyat lainnya hancur total. Puluhan jembatan juga putus
Sebanyak delapan penduduk hilang dan belum diketahui keberadaannya. Korban hilang bisa terus bertambah karena saat ini masih dalam pencarian dan akses ke lokasi sangat sulit ditembus.
Banjir bandang yang menerjang Tangse Pidie mengahancurkan dan memporakporandakan sejumlah desa antara lain Desa Layan, Pucuk Sa, Pucuk Dua, Blang Dalam, dan Blang Bungong. Akibatnya akses informasi ke kawasan itu putus karena listrik padam sehingga berbagai informasi di lokasi kejadian sulit didapatkan.
Sebelum terjadi banjir, daerah itu diguyur hujan deras selama empat hari berturut-turut. Pemerintah daerah setempat kewalahan menangani bencana tersebut. Meski demikian saat ini masih terus dilakukan berbagai upaya dengan membuka akses dengan mengerahkan sejumlah alat berat ke lokasi serta memberikan bantuan kepada para korban luka-luka dengan melarikan mereka ke rumah sakit terdekat. Pencarian terhadap korban hilang juga terus berjalan.
Nazir meminta Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat untuk ikut membatu meringankan beban para korban. “Musibah yang terjadi Kamis (10/3/2011) malam tergolong besar dan bisa masuk dalam katagori bencana nasional. Apalagi Kabupaten Pidie dengan sumber keungan yang terbatas sangat tidak mampu menangani musibah yang baru terjadi,” ujarnya. [147]
Wakil Bupati Pidie Nazir Adam yang juga ketua Satkorlak daerah itu kepada SP, Jumat (11/3/2011) pagi melaporkan, berdasarkan hasil pantauan di lapangan yang dilakukan dirinya pada Jumat pagi, banjir bandang yang terjadi Kamis (10/3) pukul 20.00 WIB menyebabkan ratusan rumah penduduk, toko, lahan pertanian dan perkebunan serta usaha rakyat lainnya hancur total. Puluhan jembatan juga putus
Sebanyak delapan penduduk hilang dan belum diketahui keberadaannya. Korban hilang bisa terus bertambah karena saat ini masih dalam pencarian dan akses ke lokasi sangat sulit ditembus.
Banjir bandang yang menerjang Tangse Pidie mengahancurkan dan memporakporandakan sejumlah desa antara lain Desa Layan, Pucuk Sa, Pucuk Dua, Blang Dalam, dan Blang Bungong. Akibatnya akses informasi ke kawasan itu putus karena listrik padam sehingga berbagai informasi di lokasi kejadian sulit didapatkan.
Sebelum terjadi banjir, daerah itu diguyur hujan deras selama empat hari berturut-turut. Pemerintah daerah setempat kewalahan menangani bencana tersebut. Meski demikian saat ini masih terus dilakukan berbagai upaya dengan membuka akses dengan mengerahkan sejumlah alat berat ke lokasi serta memberikan bantuan kepada para korban luka-luka dengan melarikan mereka ke rumah sakit terdekat. Pencarian terhadap korban hilang juga terus berjalan.
Nazir meminta Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat untuk ikut membatu meringankan beban para korban. “Musibah yang terjadi Kamis (10/3/2011) malam tergolong besar dan bisa masuk dalam katagori bencana nasional. Apalagi Kabupaten Pidie dengan sumber keungan yang terbatas sangat tidak mampu menangani musibah yang baru terjadi,” ujarnya. [147]
suarapembaruan.com
0 comments:
Post a Comment
komentar anda...