SERAMBINEWS.COM, QUEENSLAND - Ilmuwan asal Australia menemukan spesies baru ular laut di kawasan Teluk Carpenteria di bagian utara Australia. Ular ini sangat beracun dan mematikan.
Dalam jurnal Zootaxa bulan Februari, ilmuwan Bryan Fry dari University of Queensland dan rekannya dari University of Adelaide mengidentifikasi ular ini dengan nama Hydrophis donaldii. Nama diambil dari nama kapten kapal yang menemukannya, David Donald.
Menurut ilmuwan, ular laut ini berbeda karena memiliki sisik yang menonjol. Ular laut ini sangat beracun dan ditemukan di wilayah yang belum banyak terjamah. Meski beracun, Fry mengatakan bahwa ular ini pun punya potensi untuk dimanfaatkan.
"Semua hewan beracun ada sumber daya biologi dan menyediakan sumber obat, misalnya untuk mengatasi tekanan darah tinggi dan diabetes," kata Fry seperti dikutip Mongabay, Jumat (24/2/2012).
Menurut Fry, sangat mungkin obat yang bernilai miliaran bisa dihasilkan dari satwa seperti ular laut ini. Populasi ular laut kini banyak berkurang akibat aktivitas perikanan. Sumber pangan ular banyak berkurang dan ularnya sendiri banyak terjaring sebagai tangkapan samping. Upaya menjaga ekosistem laut diperlukan untuk melestarikan hewan melata ini.
Editor : Boyozamy
Sumber : Kompas.com
Dalam jurnal Zootaxa bulan Februari, ilmuwan Bryan Fry dari University of Queensland dan rekannya dari University of Adelaide mengidentifikasi ular ini dengan nama Hydrophis donaldii. Nama diambil dari nama kapten kapal yang menemukannya, David Donald.
Menurut ilmuwan, ular laut ini berbeda karena memiliki sisik yang menonjol. Ular laut ini sangat beracun dan ditemukan di wilayah yang belum banyak terjamah. Meski beracun, Fry mengatakan bahwa ular ini pun punya potensi untuk dimanfaatkan.
"Semua hewan beracun ada sumber daya biologi dan menyediakan sumber obat, misalnya untuk mengatasi tekanan darah tinggi dan diabetes," kata Fry seperti dikutip Mongabay, Jumat (24/2/2012).
Menurut Fry, sangat mungkin obat yang bernilai miliaran bisa dihasilkan dari satwa seperti ular laut ini. Populasi ular laut kini banyak berkurang akibat aktivitas perikanan. Sumber pangan ular banyak berkurang dan ularnya sendiri banyak terjaring sebagai tangkapan samping. Upaya menjaga ekosistem laut diperlukan untuk melestarikan hewan melata ini.
Editor : Boyozamy
Sumber : Kompas.com
0 comments:
Post a Comment
komentar anda...