Washington – PIP: Instansi militer dan politik di Israel kini dalam kondisi kehilangan kepercayaan diri dan keberimbangan kekuatan pasca meletusnya Arab Spring. Kondisi ini makin parah pasca terpilihnya Dr. Muhammad Mursi sebagai presiden Mesir dan sikap Tunis secara resmi mendukung bangsa Palestina dalam perlawanan legalnya. Keresahan Israel pun tanpak semakin kelihatan pasca perkembangan baru di Suriah.
Rezim internasional yang memiliki kepentingan agar Israel tetap kuat kini berusaha menenangkan elit Israel bahwa mereka tidak akan meninggalkan Israel jika terjadi perubahan perimbangan kekuatan yang tidak berpihak kepada negara zionis itu.
Kunjungan Vlandimir Puttin, presiden Rusia beberapa pekan lalu ke Israel adalah dalam konteks dukungan spirit dimana ia menegaskan komitmennya menjaga stabilitas di kawasan namun tidak boleh membahayakan Israel. Dalam kunjungannya ke Ramallah, ia juga menegaskan akan berusaha mengegolkan solusi pendirian dua negara padahal ia yakin itu hanya statemen politik yang bermakna apapun.
Di sisi lain, Menlu Amerika menyatakan menggelar dialog strategis Amerika dengan Israel yang sudah dimulai sejak Kamis lalu 12/7 di kementerian luar negeri Israel. Fokus pembicaraan itu adalah klaim ancaman Iran terhadap Israel, revolusi Suriah, perkembangan Arab Spring, kerjasama keamanan dan militer antara kedua hal itu.
Dialog strategi merupakan dialog paling tinggi level politiknya antara Amerika dan Israel yang dilakukan secara periodik setiap enam bulan. Keduanya saling bertukar pendapat mencari jalan memperkuat hubungan keamanan, militer dan politik antara keduanya.
Kementerian luar negeri Amerika dalam pernyataannya pasca pertemuan itu menegaskan, perubahan yang terjadi di kawasan adalah tantangan bagi Israel dan juga Amerika. Kedua pihak juga membahas krisis Suriah dan implikasi buruk yang mungkin terjadi di kawasan.
Dialog strategi ini dilakukan kurang dari dua pekan pasca Senat Amerika menetapkan undang-undang memperkuat kerjasama keamanan antara Amerika dan Israel. Amerika menyebut hal itu sebagai komitmen “tak tergoyahkan” dari Amerika kepada Israel.
Fokus undang-undang itu menetapkan bahwa Amerika akan membantu pemerintah Israel menjaga keunggulan militernya di tengah perubahan politik yang tidak terduga.
Undang-undang bernomor 2165 itu juga menetapkan bahwa Amerika akan menggunakan hak veto melawa resolusi apapun yang menentang Israel di Dewan Keamanan PBB.
Ditegaskan dalam UU itu, Amerika harus memberikan dukungan yang diperlukan untuk memproduksi dan mengembangkan sistem pertahanan rudal bersama. Terutama sistem Iron Dome untuk menghadang roket dan rudal jarak dekat dari perlawanan Palestina dan akan memasok segera pesawat F-35.
Amerika dalam undang-undang itu juga wajib bekerja memperluas peran Israel dalam NATO dan mendukung kerjasama keintelijenan antara dua pihak. (bsyr)
infopalestina
0 comments:
Post a Comment
komentar anda...