dapurpacu |
Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu
bersenang-senang kemudian. Mungkin pepatah ini sangat cocok dengan pria
asal Tanjung Priok, Jakarta Utara, Ahmad Sahroni.
Sebab, pria yang dikenal dengan nama Roni Priok ini pernah merasakan
kerasnya hidup di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok. Mulai dari menjadi
tukang semir sepatu, ojek payung, sopir pribadi, bahkan tukang angkat
selang pengisi bahan bakar kapal tongkang yang beratnya mencapai 75 kg.
Namun kini, pria kelahiran Jakarta, 8 Agustus 1977, telah menjadi
seorang pebisnis sukses berkat kerja kerasnya yang dilakoninya selama
ini.
Bahkan, ia kini telah menikmati manisnya hidup dengan menjadi direktur
utama PT Ruwanda Satya Abadi, dan membawahi tiga perusahaan lainnya,
seperti PT Sagakos Intec, PT Ekasamudra Lima, dan PT Naval Suplier
Special.
Lantas siapa sebenarnya sosok Ahmad Sahroni yang kini memimpin "geng" Ferrari Indonesia itu?
Ahmad Sahroni atau sering dikenal Roni Priok, merupakan pria asli
Tanjung Priok, Jakarta Utara. Anak pertama yang lahir 8 Agustus 1977
silam itu berasal dari keluarga sederhana. Sejak kecil dia sudah bekerja
demi bisa mendapatkan uang jajan, mulai bekerja menjadi tukang ojek
payung hingga semir sepatu.
"Saya dulu ngojek payung buat bisa berenang di gelanggang. Tapi, kalau
uangnya nggak cukup dari situ, berenangnya di sungai," kata Roni.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, anak dari pasangan Adolf K dan
Hernawati Peggy ini mengaku tidak ingin menyusahkan orangtua. Karena
penghasilan keluarganya hanya berdagang masakan Padang di dekat rumah.
"Enggak
tiap hari cari uangnya, tapi biasanya kalau sudah pulang sekolah saya
mulai nyemir sepatu,” kenang pria yang gemar makan pisang goreng dan
rendang ini.
Lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) 114 Jakarta Utara itu, kini menjadi
seorang pebisnis sukses di bidang jasa angkutan transportasi laut, bahan
bakar, dan pengadaan alat komunikasi untuk kebutuhan militer.
Ia mengaku memulai kariernya di Pelabuhan Tanjung Priok sebagai tukang
angkat selang pengisi bahan bakar kapal, yang beratnya bisa mencapai 75
kilogram. Dia juga merangkap sebagai sopir pribadi bosnya.
Di awal memulai kariernya, berbagai ujian dan masalah silih berganti
datang. Alumni STIE Pelita Bangsa itu mengaku sering mendapatkan hinaan
dari para pesaingnya, bahkan sampai ditipu oleh rekan kerjanya sendiri
pada 2003-2004.
"Kerja sama dengan pengusaha, belum setahun uangnya diambil. Saya harus
bayar utang perusahaan sekitar Rp550 juta, padahal waktu itu uang saya
paling banyak sekitar Rp80 juta. Sebulan setelah itu utang lunas. Karena
ada saja jalan keluarnya dan saya tidak putus asa," kata Roni yang
mengaku tidak pernah menyukai rokok dan minuman alkohol.
"Jangan ada kata menyerah, teruslah berjuang. Jangan bersedih, jika
memang tidak punya. Jadi, teruslah berusaha tanpa menyerah, jalani
semuanya dengan keikhlasan," pesan Roni.
Suami dari Feby Belinda dan ayah dari Ahmad Rofbel juga mengatakan
pernah menjadi ABK (anak buah kapal), di mana saat itu ia sempat ikut
berlayar hingga ke Miami dan Florida (Amerika Serikat). Di sana dia
bekerja membersihkan kuali besar.
Mengenai mobil Ferrari, Roni yang kini menjabat sebagai direktur utama
PT Ruwanda Satya Abadi itu membawahi tiga perusahaan lainnya, yang
mengaku sudah tergila-gila dengan supercar berlambang "Kuda Jingkrak"
sejak masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).
"Di Priok sendiri dulu nggak pernah liat Ferrari, liat Ferrari pas di
daerah Senayan, lagi di pinggir jalan. Alhamdulillah dulu yang hanya
mimpi kini menjadi kenyataan. Sekarang punya Ferrari dua (Ferrari 430
dan Ferrari 458 Italia)," ujar Roni yang juga pernah memimpin club mobil
BMW Indonesia.
Selain Ferrari, pria yang memiliki hobi balapan dan golf, juga memiliki
deretan mobil mewah lainnya, yakni dua Alphard, dua Mercedez-Benz
(S-Class dan E300), dua sedan BMW, satu Lamborghini Aventador LP-700
--mobil yang juga dimiliki pesepakbola Cristiano Ronaldo.
"Saya masih punya mimpi lagi yang sedang dalam proses, yaitu memiliki
Porsche 911 GT3. Sekarang sudah dalam pemesanan, rencananya baru ada
tahun depan," timpalnya. (*viva)