Sebuah masjid dua lantai hangus
terbakar di London, Inggris. Penyelidik mencurigai kebakaran itu memang
disengaja dan mereka menemukan adanya tanda kelompok garis keras Inggris
tidak jauh dari sisa-sisa masjid itu. Ini bukan kebakaran wajar,
Melainkan diduga serangan berlatar rasial.
Pihak Kepolisian Met mengatakan,
api yang membakar Al-Rahma Islamic Centre di Muswell Hill, Rabu
(5/6/2013) dini hari waktu setempat, dikategorikan sebagai kasus
mencurigakan.
Pemadam kebakaran dikerahkan ke
lokasi pukul 03.14 waktu setempat. Enam mobil pemadam dan 35 petugas
berhasil menguasai api dalam waktu 1 jam.
Dua bangunan terdekat dengan
tempat kejadian juga dievakuasi. Tak ada yang terluka dalam kejadian
ini, namun seorang perempuan dirawat karena kaget berat.
Api merebak sekira pukul 03.15
pagi waktu Inggris di Muswell Hill, London di wilayah yang tidak jauh
dari Pusat Budaya Islam Al-Rahma dan Pusat Masyarakat Brawani. Insiden
perusakan ini merupakan yang pertama kalinya terjadi dalam 20 tahun.
"Masjid itu benar-benar hancur.
Warga terkejut dengan apa yang terjadi, karena selama 20 tahun terakhir
kondisi tempat ini selalu dalam keadaan damai," ujar tokoh Somali
Charity BritSom Mohamed Ali, seperti dikutip The Evening Standard, Kamis
(6/6/2013).
Juru bicara kepolisian, seperti
dimuat BBC, 5 Juni 2013, mengatakan, huruf EDL (English Defence League)
atau Liga Pertahanan Inggris disemprotkan ke gedung yang juga digunakan
organisasi Somalia, Somali Bravanese Welfare Association.
"Kejahatan rasial seperti ini
benar-benar tercela," kata anggota parlemen, Theresa Villiers. Politisi
dari Partai Konservatif yang mewakili Chipping Barnet itu mengatakan,
"ini bukan hanya serangan terhadap masyarakat muslim, ini adalah tapi
pada warga Inggris secara keseluruhan, dan nilai-nilai kita."
Apalagi masyarakat Banet sangat
multi-etnis, dengan kohesi sosial yang sempurna. "Kita tak boleh
membiarkan para ekstremis memecah belah dengan cara seperti ini.
Walikota London, Boris Johnson
mengutuk serangan tersebut. "London adalah kota yang terbuka, toleran,
dan beragam. Tak ada tempat bagi kebencian, prasangka dan kekerasan,"
tegas dia.
Dari sekitar lokasi, ditemukan
simbol English Defense League (EDL) yang dikenal dengan garis keras
sayap kanan. Kelompok ini menolak kehadiran imigran asing yang masuk ke
Inggris.
Sementara para pimpinan Islamic
Centre mengaku khawatir api disulut terkait reaksi pembunuhan sadis
seorang tentara di Woolwich.
"Ketakutan merebak, khususnya di
kalangan komunitas Somalia," kata Abu Bakar Ali. "Kami semua terkejut
atas apa yang terjadi. Kami mengutuk pembakaran ini." Meski tak ada yang
terluka dalam insiden tersebut, namun efeknya sangat besar.
Sementara, Zakariya Mohamed (22), pengunjung setia Islamic Centre selama 13 tahun amat berduka. "Hatiku sedih," kata dia.
Menurut dia, pembakaran bisa
dikategorikan sebagai aksi terorisme. "Sebab, di dalam kamus, teroris
adalah setiap orang yang menyebabkan teror atau intimidasi dengan agenda
rasial."
Secara terpisah, Komisi HAM
Islam atau Islamic Human Rights Commission (IHRC) mengatakan, umat
muslim saat ini hidup dalam ketakutan menjadi korban serangan.
"Muslim merasa takut, dan ini
bisa dimengerti," kata Massoud Shadjareh, pimpinan IHRC. "Sejumlah umat
Islam diserang secara fisik, masjid dibakar, pemakaman dirusak, dan
sosial media penuh dengan kebencian anti-muslim dan ancaman terhadap
pemeluk Islam." ujarnya.
Sementara, Kevin Carroll dari
EDL membantah pihaknya terlibat dalam insiden itu. "Kami tak pernah
mendukung serangan terhadap bangunan-bangunan keagamaan," kata dia. ()