- Pernahkah anda membayangkan Indonesia menjadi negara yang kaya?...
Sebuah negara yang kaya merupakan negara yang bisa membagikan kemakmuran
negerinya kepada rakyatnya sehingga rakyatnya bisa menikmati hidup di
negaranya sendiri. Apa yang dimiliki oleh negeri-negeri kaya itu
ternyata sebenarnya juga dimiliki oleh provinsi-provinsi di Indonesia.
Negeri
Singapura tidak punya kekayaan alam tapi letak geografisnya yang
strategis membuat negeri mini ini menjadi salah satu negeri yang makmur
di Asia. Pada tanggal 29 Januari 1819 Raffless mendirikan sebuah pos
perdagangan bebas di sebuah pulau di Semenanjung Malaka, yang di
kemudian hari menjadi negara kota Singapura. Pada waktu itu beberapa
ratus pedagang bermunculan untuk mengambil keuntungan dari kebijakan
bebas pajak. Kota ini terus berkembang sebagai pusat perdagangan dengan
pajak rendah hingga sekarang.
Sebenarnya Indonesia juga memiliki
banyak Pulau di selat Malaka yang strategis. Coba kita perhatikan di
peta, Singapura hanyalah sebuah Pulau kecil di Selat Malaka sedangkan
Kep. Riau memiliki banyak Pulau di Selat Malaka yang hampir seukuran
dengan Pulau Singapura seperti Pulau Batam, Lingga, Bintan dsb. dengan
kata lain Kep. Riau berpotensi memiliki banyak Pulau kaya seperti
Singapura. Kelebihan Kep. Riau lainnya yaitu jika Singapura miskin akan
sumberdaya alam, sebaliknya Kep. Riau memiliki sumber daya alam yang
melimpah, baik kekayaan yang terkandung di perut bumi, berupa minyak dan
gas bumi, emas, dan lain-lain, maupun kekayaan pertanian dan
perkebunannya.
Di
Pulau Kalimantan terdapat suatu wilayah yang mempunyai standar
kehidupan tertinggi di dunia. Kepala negaranya, sebagai salah satu orang
terkaya di dunia. Rakyatnya menikmati subsidi yang tinggi dan tidak
membayar pajak. Pendidikan dan kesehatan di tempat itu gratis. Subsidi
perumahan dan beras pun menjadi tanggung jawab negara. Tetapi letak
wilayah makmur yang terdapat di Pulau Kalimantan itu bukanlah berada di
Indonesia melainkan di sebuah negara kecil yaitu Brunei Darussalam.
Brunei Darussalam hanyalah sebuah wilayah kecil di Pulau Kalimantan
dibandingkan dengan wilayah Kalimantan lainnya yang menjadi bagian dari
Indonesia. Kaltim salah satu contohnya adalah provinsi dengan luas
beberapa kali lipat dari Brunei. Kekayaan alam pun tidak kalah dengan
Brunei. Bahkan Kaltim bisa lebih kaya dari Brunei. Kaltim disamping
menghasilkan minyak dan gas bumi juga merupakan salah satu penghasil
batubara.
Pada
tahun 1974, Faisal, Raja Arab Saudi, menasionalisasi perusahaan migas
Aramco sehingga menjadi BUMN. Sejak itu pendapatan negara Arab Saudi
meningkat drastis dan bisa memberikan pendidikan gratis bagi
rakyatnya dari SD hingga Perguruan Tinggi. Di Arab Saudi rata-rata
rakyatnya punya mobil. Listrik dan Rumah Sakit gratis. Sekolah bukan
hanya gratis, tapisiswanya diberi uang saku hingga ke Perguruan Tinggi.
Itulah hasil yang didapatkan jika kekayaan alam bisa dinikmati 100%
oleh bangsa sendiri.
Indonesia sendiri memiliki provinsi yang potensi
kekayaan alamnya seperti Arab Saudi yakni Provinsi Aceh. Ibaratnya jika
Arab Saudi punya Mekah maka Aceh adalah Serambi Mekahnya. Kekayaan alam
Aceh pun bisa setara dengan Arab Saudi. Badan Pengkajian Penerapan
Teknologi (BPPT) dan Jerman menemukan potensi minyak (hidrokarbon) dalam
jumlah sangat besar sekitar 107,5-320,79 miliar barel di perairan timur
laut Pulau Simeulue, Aceh. Angka itu sangat signifikan, misalnya jika
dibandingkan dengan cadangan minyak milik Arab Saudi yang volumenya
mencapai 264,21 miliar barel. Jika potensi minyak itu benar-benar
terbukti maka Aceh bahkan bisa lebih kaya dari Arab Saudi.
Itu
adalah beberapa provinsi di Indonesia yang kekayaannya berpotensi
setara dengan negara-negara kaya. Tentu saja kita masih punya banyak
provinsi lainnya yang memiliki kekayaan yang besar seperti Papua,
Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan dan lain sebagainya. Sebenarnya NKRI
adalah kumpulan dari negeri-negeri kaya yang dijadikan satu. Negara
Indonesia tentunya bisa melebihi Singapura, Brunei dan Arab Saudi tetapi
pengelolaan negara yang kurang pandai menyebabkan Indonesia belum bisa
menjadi makmur. Indonesia tentunya membutuhkan pemimpin yang pandai,
berani, baik dan jujur agar Indonesia bisa menjadi negara maju.
Kandungan
kekayaan alam yang dimiliki oleh tanah air kita sebenarnya sangat besar
tetapi sayangnya kekayaan alam itu belum dapat digunakan untuk
membangun negeri. Hampir 90% produksi minyak bumi di Indonesia dikuasai korporasi asing, yakni Total, ExxonMobil, Vico, ConocoPhillips, BP,
Petrochina, Chevron, dan korporasi lainnya. Begitu juga pertambangan
lainnya juga masih dikuasai asing dan swasta sehingga APBN negara
Indonesia saat ini masih sangat tergantung kepada pajak dan hutang.