* Solusi Sementara, PLN Sewa Genset
BANDA ACEH - Mayoritas penduduk Aceh akan mengalami masa-masa tak menyenangkan sepanjang malam pada pekan ini hingga Oktober mendatang, mengingat bakal ada pemadaman listrik secara bergilir dari pantai timur hingga Banda Aceh, karena adanya pemeliharaan mesin pembangkit di Sumatera Utara. Gangguan ini diperkirakan baru bisa teratasi pada November 2013, namun belum pasti tanggal berapa.
“Gangguan itu terjadi karena mesin pembangkit listrik di Belawan, Sumatera Utara, kini dalam masa pemeliharaan, sehingga Aceh mengalami defisit daya listrik 40 Megawatt per hari,” kata General Manager PT PLN Wilayah Aceh, Ir Sulaiman Daud saat memberikan keterangan pers kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin (23/9) kemarin.
Pembangkit yang kini masuk fase pemeliharaan itu adalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Labuhan Angin dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Belawan, sehingga Aceh mengalami defisit daya listrik 40 Megawatt (MW) setiap hari dari sekitar 70 MW rata-rata yang diterima selama ini.
Menurut Sulaiman Daud, pemeliharaan kedua mesin tersebut seharusnya dilakukan pada bulan Ramadhan lalu. Namun, karena pada bulan puasa itu listrik diprioritaskan tidak boleh padam, maka pemeliharaannya ditunda dan diusulkan untuk dikerjakan sekarang.
Dalam suasana seperti itu, kondisi mesin di Sumbagut yang menyuplai ke wilayah Sumatera Utara, Aceh, dan Riau tidak dapat dipertahankan lagi. “Jika pemeliharaannya ditunda lagi, maka akan memperparah kondisi mesin dan dapat padam seluruhnya. Maka dilakukanlah pemeliharaan dengan digilir pemadamannya. Pemeliharaan itu juga harus dilakukan secara rutin 3.000 jam sekali dipelihara dan kini sudah jatuh tempo untuk dilakukan pemeliharaan,” jelas Sulaiman.
Menurutnya, wilayah yang akan terkena pemadaman secara bergilir adalah Langsa, Lhokseumawe, Bireuen, Sigli, Banda Aceh, dan sekitarnya selama beberapa hari ke depan sebagaimana terjadi secara parsial belakangan ini. Masa pemadamannya berkisar antara satu hingga tiga jam, kemudian dialihkan ke penyulang lainnya.
Untuk meminimalisir terjadinya pemadaman bergilir tersebut, kata General Manager PT PLN Wilayah Aceh, pihaknya mulai menyewa sejumlah genset yang ditempatkan di titik-titik wilayah timur. Dengan cara itu diharapkan mulai Oktober mendatang pemadaman dapat berangsur-angsur berkurang dan pada November listrik di Aceh dapat normal kembali, terutama setelah fase pemeliharaan terlampaui.
Ia tambahkan, selama pemeliharaan dilakukan ada kejadian-kejadian di luar perkiraan. Misalnya, sedang beroperasi tiba-tiba ada kebocoran di sistem pendinginnya atau ada gangguan di panel pengontrol, serta panasnya yang berlebihan, sehingga harus dipadamkan agar mesinnya bisa dicek.
“Selama ini jika ada pemadaman yang direncanakan, maka akan kita informasikan kepada masyarakat melalui media massa. Namun, untuk kondisi seperti ini tidak dapat kita informasikan, karena jadwal pemadamannya tidak bisa dipastikan waktunya dan tidak terencana. Kita berharap masyarakat dapat memaklumi kondisi seperti ini, karena mesin pembangkit di Sumut sedang dilakukan pemeliharaan,” ujar Sulaiman Daud. (hs)tribunnews
BANDA ACEH - Mayoritas penduduk Aceh akan mengalami masa-masa tak menyenangkan sepanjang malam pada pekan ini hingga Oktober mendatang, mengingat bakal ada pemadaman listrik secara bergilir dari pantai timur hingga Banda Aceh, karena adanya pemeliharaan mesin pembangkit di Sumatera Utara. Gangguan ini diperkirakan baru bisa teratasi pada November 2013, namun belum pasti tanggal berapa.
“Gangguan itu terjadi karena mesin pembangkit listrik di Belawan, Sumatera Utara, kini dalam masa pemeliharaan, sehingga Aceh mengalami defisit daya listrik 40 Megawatt per hari,” kata General Manager PT PLN Wilayah Aceh, Ir Sulaiman Daud saat memberikan keterangan pers kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin (23/9) kemarin.
Pembangkit yang kini masuk fase pemeliharaan itu adalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Labuhan Angin dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Belawan, sehingga Aceh mengalami defisit daya listrik 40 Megawatt (MW) setiap hari dari sekitar 70 MW rata-rata yang diterima selama ini.
Menurut Sulaiman Daud, pemeliharaan kedua mesin tersebut seharusnya dilakukan pada bulan Ramadhan lalu. Namun, karena pada bulan puasa itu listrik diprioritaskan tidak boleh padam, maka pemeliharaannya ditunda dan diusulkan untuk dikerjakan sekarang.
Dalam suasana seperti itu, kondisi mesin di Sumbagut yang menyuplai ke wilayah Sumatera Utara, Aceh, dan Riau tidak dapat dipertahankan lagi. “Jika pemeliharaannya ditunda lagi, maka akan memperparah kondisi mesin dan dapat padam seluruhnya. Maka dilakukanlah pemeliharaan dengan digilir pemadamannya. Pemeliharaan itu juga harus dilakukan secara rutin 3.000 jam sekali dipelihara dan kini sudah jatuh tempo untuk dilakukan pemeliharaan,” jelas Sulaiman.
Menurutnya, wilayah yang akan terkena pemadaman secara bergilir adalah Langsa, Lhokseumawe, Bireuen, Sigli, Banda Aceh, dan sekitarnya selama beberapa hari ke depan sebagaimana terjadi secara parsial belakangan ini. Masa pemadamannya berkisar antara satu hingga tiga jam, kemudian dialihkan ke penyulang lainnya.
Untuk meminimalisir terjadinya pemadaman bergilir tersebut, kata General Manager PT PLN Wilayah Aceh, pihaknya mulai menyewa sejumlah genset yang ditempatkan di titik-titik wilayah timur. Dengan cara itu diharapkan mulai Oktober mendatang pemadaman dapat berangsur-angsur berkurang dan pada November listrik di Aceh dapat normal kembali, terutama setelah fase pemeliharaan terlampaui.
Ia tambahkan, selama pemeliharaan dilakukan ada kejadian-kejadian di luar perkiraan. Misalnya, sedang beroperasi tiba-tiba ada kebocoran di sistem pendinginnya atau ada gangguan di panel pengontrol, serta panasnya yang berlebihan, sehingga harus dipadamkan agar mesinnya bisa dicek.
“Selama ini jika ada pemadaman yang direncanakan, maka akan kita informasikan kepada masyarakat melalui media massa. Namun, untuk kondisi seperti ini tidak dapat kita informasikan, karena jadwal pemadamannya tidak bisa dipastikan waktunya dan tidak terencana. Kita berharap masyarakat dapat memaklumi kondisi seperti ini, karena mesin pembangkit di Sumut sedang dilakukan pemeliharaan,” ujar Sulaiman Daud. (hs)tribunnews