LHOKSEUMAWE - Kereta Api (KA) Aceh yang beroperasi dengan rute Krueng
Mane-Krueng Geukueh, Aceh Utara, Minggu (25/5) sekitar pukul 15.30 WIB
menabrak mobil Daihatsu Xenia di kawasan Desa Glumpang Sulu Timur,
Kecamatan Dewantara, Aceh Utara. Dalam insiden itu, tiga pria yang
berada dalam mobil warna silver BL 1910 KV mengalami luka lecet.
Dengan insiden ini, sejak KA Aceh beroperasi pada 1 Desember 2013 hingga sekarang sudah dua kali terjadi tabrakan. Menurut cacatan Serambi, tabrakan pertama terjadi antara KA Aceh dengan mobil Taft BL 560 KK di kawassan Desa Glumpang Sulu Barat, Dewantara. Pada peristiwa yang terjadi Selasa, 10 Desember 2013 sekitar pukul 08.30 WIB itu tak ada korban jiwa, namun bagian kiri depan KA pecah dan bagian depan mobil peyot.
Kapolres Lhokseumawe, AKBP Joko Surachmanto, melalui Kapolsek Dewantara, Iptu Erpansyah, menjelaskan, KA dengan kecepatan sekitar 20 kilomter per jam itu sedang bergerak dari Bungkah hendak masuk ke stasiun Krueng Geukueh. Sesampai di lokasi yang merupakan daerah persimpangan, mobil Xenia yang dikendarai Faisal (27) warga Bangka Jaya, kecamatan setempat bersama lima rekannya melintas di atas rel hendak menuju ke arah jalan Medan-Banda Aceh.
Tiba-tiba, kereta api langsung menabrak bagian kanan mobil itu. “Kondisi pintu depan dan belakang sebelah kanan mobil tersebut peyot, sedangkan kereta api rusak di bagian depan kanan saja. Tapi, setelah tabrakan tersebut kereta api tetap melanjutkan perjalanan sampai ke stasiun Kreung Geukueh,” jelas Kapolsek.
Sementara mobil, menurutnya, setelah tabrakan itu hanya tergeser ke seberang rel. Sedangkan tiga dari enam pria yang ada di dalam mobil mengalami luka lecet. “Faisal lecet di tangan kanan. Sedangkan dua rekannya, yang satu lecet di kening dan satu lagi di tangan kanan. Tapi, ketiganya tidak perlu mendapat perawatan medis karena hanya lecet ringan saja,” timpa Iptu Erpansyah tanpa menyebut nama kedua rekan Faisal tersebut. Ditambahkan, mobil kini sudah diamankan oleh Satlantas Polres Lhokseumawe sebagai barang bukti untuk proses lanjutan.(bah)tibun
Dengan insiden ini, sejak KA Aceh beroperasi pada 1 Desember 2013 hingga sekarang sudah dua kali terjadi tabrakan. Menurut cacatan Serambi, tabrakan pertama terjadi antara KA Aceh dengan mobil Taft BL 560 KK di kawassan Desa Glumpang Sulu Barat, Dewantara. Pada peristiwa yang terjadi Selasa, 10 Desember 2013 sekitar pukul 08.30 WIB itu tak ada korban jiwa, namun bagian kiri depan KA pecah dan bagian depan mobil peyot.
Kapolres Lhokseumawe, AKBP Joko Surachmanto, melalui Kapolsek Dewantara, Iptu Erpansyah, menjelaskan, KA dengan kecepatan sekitar 20 kilomter per jam itu sedang bergerak dari Bungkah hendak masuk ke stasiun Krueng Geukueh. Sesampai di lokasi yang merupakan daerah persimpangan, mobil Xenia yang dikendarai Faisal (27) warga Bangka Jaya, kecamatan setempat bersama lima rekannya melintas di atas rel hendak menuju ke arah jalan Medan-Banda Aceh.
Tiba-tiba, kereta api langsung menabrak bagian kanan mobil itu. “Kondisi pintu depan dan belakang sebelah kanan mobil tersebut peyot, sedangkan kereta api rusak di bagian depan kanan saja. Tapi, setelah tabrakan tersebut kereta api tetap melanjutkan perjalanan sampai ke stasiun Kreung Geukueh,” jelas Kapolsek.
Sementara mobil, menurutnya, setelah tabrakan itu hanya tergeser ke seberang rel. Sedangkan tiga dari enam pria yang ada di dalam mobil mengalami luka lecet. “Faisal lecet di tangan kanan. Sedangkan dua rekannya, yang satu lecet di kening dan satu lagi di tangan kanan. Tapi, ketiganya tidak perlu mendapat perawatan medis karena hanya lecet ringan saja,” timpa Iptu Erpansyah tanpa menyebut nama kedua rekan Faisal tersebut. Ditambahkan, mobil kini sudah diamankan oleh Satlantas Polres Lhokseumawe sebagai barang bukti untuk proses lanjutan.(bah)tibun