BANGKOK - Angkatan Bersenjata Thailand, Kamis (28/5), memerintahkan
semua stasiun radio dan televisi untuk sementara menghentikan siaran
rutin mereka dan hanya menyiarkan pernyataan-pernyataan militer.
Seorang
juru bicara militer dalam sebuah pengumuman yang disiarkan televisi
mengatakan, langkah ini diambil untuk memastikan "akurasi" berita yang
diterima rakyat.
Sebelumnya, Panglima Angkatan
Bersenjata Thailand Jenderal Prayut Chan-O-Chan lewat pidato televisi
mengumumkan bahwa militer mengambil alih pemerintahan setelah kisruh
politik selama tujuh bulan tak kunjung berakhir.
"Untuk
mengembalikan negara ke kondisi normal dengan cepat, Komite Penjaga
Perdamaian Nasional yang terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Udara,
dan kepolisian Thailand mengambil alih kekuasaan pada 22 Mei 2014 pukul
16.30," kata Jenderal Prayut Chan-O-Chan.
Pernyataan
kudeta ini hanya berselang dua hari setelah militer menyatakan kondisi
darurat militer di Thailand. Namun, saat itu militer menegaskan keadaan
darurat itu bukanlah sebuah kudeta.
Saat
kondisi darurat diumumkan, ribuan tentara didukung persenjataan dan
kendaraan tempur disebar ke lokasi-lokasi vital, seperti pusat-pusat
perekonomian, stasiun televisi, dan kawasan-kawasan perhotelan.
Terakhir
kali militer Thailand melakukan kudeta adalah pada 2006 ketika
melengserkan Thaksin Shinawatra dari kursi perdana menteri. (Kompas.com)