Di sisi
lain, mereka meminta pemerintah Aceh tidak tinggal diam dan hanya menerima
pernyataan resmi secara sepihak. -
MAHASISWA
Aceh di Malang mendesak Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri
untuk membentuk tim khusus investigasi ke lapangan, terkait tenggelamnya kapal
Jeti Kelanang di Malaysia. Desakan ini disampaikan Forum Mahasiswa Pascasarjana
Aceh Malang (FORMAPA) bersama organisasi Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Aceh
Malang (IPPMA) melalui siaran persnya kepada ATJEHPOSTcom, Senin, 23 Juni 2014.
"Tim
khusus ini diharapkan bisa mengumpulkan atau menjaring informasi dari para
saksi yang selamat dan melakukan olah TKP di tempat kejadian, kemudian
menyelidiki kebenaran informasi tersebut," ujar Ketua Formapa, Mursalin.
Hal ini
disampaikan Mursalin menanggapi adanya keterangan saksi korban yang menuturkan
kapal pengangkut TKI asal Aceh tersebut ditabrak Kastam Malaysia sebelum
tenggelam. Tindakan ini mengakibatkan belasan TKI asal Aceh meninggal dunia dan
puluhan luka-luka.
"Jika
memang benar seperti cerita para saksi yang selamat, kami para mahasiswa
meminta pemerintah Indonesia untuk menuntut otoritas pemerintah Malaysia
bertanggung jawab atas kejadian tersebut," katanya, didampingi Ketua IPPMA
Rasyidin.
Di sisi
lain, mereka meminta pemerintah Aceh tidak tinggal diam dan hanya menerima
pernyataan resmi secara sepihak. Seharusnya, kata dia, pemerintah Aceh pro
aktif melakukan advokasi maupun investigasi di lapangan dan bersikap tegas
terhadap pemerintah Malaysia.
"Apalagi
jika benar seperti cerita para saksi yang selamat karena ini menyangkut
keprimanusiaan," ujarnya.
Dia juga
meminta pemerintah Aceh untuk membuka posko pengaduan kronologis kejadian
terhadap peristiwa tenggelamnya kapal Jeti Kelanang. Hal ini diperlukan untuk menjaring
informasi lanjutan mengenai kronologis sebenarnya penyebab tenggelamnya kapal
pengangkut migran Aceh tersebut.
"Kami
turut berduka cita atas musibah yang menimpa korban. Diharapkan kedepan nasib
para TKI perlu mendapat perhatian khsusus dari pemerintah, baik pemerintah Aceh
maupun pemerintah Pusat," ujarnya.[]
atjehpost.