Jumat, 30 Desember 2011 16:29 WIB
* Imbauan MPU Aceh dan 15 Ormas Islam
* Polda Aceh Kerahkan 1.000 Polisi
BANDA ACEH - Berbagai kegiatan menyambut tahun baru yang tidak sesuai dengan ruh syariat Islam seperti meniup terompet, menyalakan lilin, kembang api, dan musik yang hingar bingar agar dapat dihindari oleh seluruh warga Aceh yang muslim.
Demikian dikatakan Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, Prof Dr Tgk H Muslim Ibrahim MA, kepada Serambi, Kamis (29/12) kemarin. “Peringatan menyambut tahun baru Hijriyah dan Miladiyah pada dasarnya tidak ada larangan selama dilakukan secara khidmat, sederhana, khusyuk, tawadhu’, dan tidak dalam bentuk pestapora,” katanya.
Untuk itu, Muslim Ibrahim mengajak seluruh warga muslim di Aceh agar lebih memfokuskan pada acara zikir, doa, baik secara perorangan maupun dilaksanakana secara berjamaah. Kegiatan-kegiatan tersebut, menurut Muslim Ibrahim dapat dipusatkan di masjid, meunasah atau tempat majelis taklim.
Ketua MPU Aceh ini juga berpesan agar kaum muslimin dan muslimat khususnya di Aceh tidak mengikuti ritual khas nonmuslim. “Marilah kita menyambut tahun baru dengan cara-cara yang syar’i dan menghindari cara-cara yang salah dan diharamkan oleh syariat kita yaitu Syariat Islam,” katanya.
Perbanyak zikir
Sebelumnya, sebanyak 15 Ormas Islam di Aceh, secara terpisah, juga menghimbau seluruh masyarakat untuk lebih memperbanyak zikir dan doa pada malam pergantian tahun baru Masehi 2012 nanti.
“Malam pergantian tahun itu hendaknya dilaksanakan dengan kegiatan yang bermanfaat dengan berzikir, doa, dan wirid yasin. Bukan dengan bersukaria yang lazimnya bukan dilakukan oleh seorang muslim dan muslimah,” kata Juru Bicara Ormas Islam, Tgk Faisal Ali, kepada wartawan, Kamis (29/12).
Selain diminta tidak merayakan pergantian malam tahun baru masehi 2012 itu dengan bersuka ria, mereka juga meminta pemerintah kabupaten/kota di seluruh Aceh agar tidak mengeluarkan izin keramaian terkait kegiatan di malam pergantian tahun, karena dikhawatirkan bisa mencederai penerapan Syariat Islam yang dilaksanakan di Aceh.
“Kami minta juga kepada seluruh kepala keluarga yang muslim agar menjaga putra-putrinya untuk tidak keluar rumah dengan tujuan merayakan malam tahun baru secara berlebihan. Itu bukan bagian budaya Islam,” pungkas Tgk Faisal Ali yang juga Sekjen HUDA.
Operasi Lilin
Sementara itu, Kabid Humas Polda Aceh, AKBP Gustav Leo yang dikonfirmasi Serambi, tadi malam mengatakan, jajaran kepolisian akan melakukan pengamanan untuk menyambut tahun baru 2012 lewat Operasi Lilin Rencong 2011, yang dimulai sejak 23 Desember lalu hingga 1 Januari mendatang.
Pengamanan penyambutan pergantian tahun ini diutamakan memberi pelayanan kepada masyarakat secara terbuka dan tertutup dengan melibatkan 1.000 aparat kepolisian di seluruh jajaran Polda Aceh. “Kawasan yang dilakukan pengamanan adalah pusat pembelanjaan, kegiatan keramian masyarakat, termasuk tempat ibadah,” katanya.
Tentang izin keramain untuk penyambutan tahun baru, katanya, jajaran kepolisian tetap akan melakukan koordinasi dengan pemkab/pemko dan MPU. “Kita tetap menjunjung tinggi adat istiadat dan budaya masyarakat Aceh yang islami,” katanya.(ari/mir/sup)
* ormas yang mengimbau
DPW BKPRMI, PWNU, Dewan Dakwah Aceh, Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA), PII, HMI, Ikatan Kader Dakwah Islam, KAMMI, Rabithah Thaliban Aceh (RTA), Rampi, Iskada, FPI, Muhammadiyah, Al Wasliyah, NU Banda Aceh.
* Polda Aceh Kerahkan 1.000 Polisi
BANDA ACEH - Berbagai kegiatan menyambut tahun baru yang tidak sesuai dengan ruh syariat Islam seperti meniup terompet, menyalakan lilin, kembang api, dan musik yang hingar bingar agar dapat dihindari oleh seluruh warga Aceh yang muslim.
Demikian dikatakan Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, Prof Dr Tgk H Muslim Ibrahim MA, kepada Serambi, Kamis (29/12) kemarin. “Peringatan menyambut tahun baru Hijriyah dan Miladiyah pada dasarnya tidak ada larangan selama dilakukan secara khidmat, sederhana, khusyuk, tawadhu’, dan tidak dalam bentuk pestapora,” katanya.
Untuk itu, Muslim Ibrahim mengajak seluruh warga muslim di Aceh agar lebih memfokuskan pada acara zikir, doa, baik secara perorangan maupun dilaksanakana secara berjamaah. Kegiatan-kegiatan tersebut, menurut Muslim Ibrahim dapat dipusatkan di masjid, meunasah atau tempat majelis taklim.
Ketua MPU Aceh ini juga berpesan agar kaum muslimin dan muslimat khususnya di Aceh tidak mengikuti ritual khas nonmuslim. “Marilah kita menyambut tahun baru dengan cara-cara yang syar’i dan menghindari cara-cara yang salah dan diharamkan oleh syariat kita yaitu Syariat Islam,” katanya.
Perbanyak zikir
Sebelumnya, sebanyak 15 Ormas Islam di Aceh, secara terpisah, juga menghimbau seluruh masyarakat untuk lebih memperbanyak zikir dan doa pada malam pergantian tahun baru Masehi 2012 nanti.
“Malam pergantian tahun itu hendaknya dilaksanakan dengan kegiatan yang bermanfaat dengan berzikir, doa, dan wirid yasin. Bukan dengan bersukaria yang lazimnya bukan dilakukan oleh seorang muslim dan muslimah,” kata Juru Bicara Ormas Islam, Tgk Faisal Ali, kepada wartawan, Kamis (29/12).
Selain diminta tidak merayakan pergantian malam tahun baru masehi 2012 itu dengan bersuka ria, mereka juga meminta pemerintah kabupaten/kota di seluruh Aceh agar tidak mengeluarkan izin keramaian terkait kegiatan di malam pergantian tahun, karena dikhawatirkan bisa mencederai penerapan Syariat Islam yang dilaksanakan di Aceh.
“Kami minta juga kepada seluruh kepala keluarga yang muslim agar menjaga putra-putrinya untuk tidak keluar rumah dengan tujuan merayakan malam tahun baru secara berlebihan. Itu bukan bagian budaya Islam,” pungkas Tgk Faisal Ali yang juga Sekjen HUDA.
Operasi Lilin
Sementara itu, Kabid Humas Polda Aceh, AKBP Gustav Leo yang dikonfirmasi Serambi, tadi malam mengatakan, jajaran kepolisian akan melakukan pengamanan untuk menyambut tahun baru 2012 lewat Operasi Lilin Rencong 2011, yang dimulai sejak 23 Desember lalu hingga 1 Januari mendatang.
Pengamanan penyambutan pergantian tahun ini diutamakan memberi pelayanan kepada masyarakat secara terbuka dan tertutup dengan melibatkan 1.000 aparat kepolisian di seluruh jajaran Polda Aceh. “Kawasan yang dilakukan pengamanan adalah pusat pembelanjaan, kegiatan keramian masyarakat, termasuk tempat ibadah,” katanya.
Tentang izin keramain untuk penyambutan tahun baru, katanya, jajaran kepolisian tetap akan melakukan koordinasi dengan pemkab/pemko dan MPU. “Kita tetap menjunjung tinggi adat istiadat dan budaya masyarakat Aceh yang islami,” katanya.(ari/mir/sup)
* ormas yang mengimbau
DPW BKPRMI, PWNU, Dewan Dakwah Aceh, Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA), PII, HMI, Ikatan Kader Dakwah Islam, KAMMI, Rabithah Thaliban Aceh (RTA), Rampi, Iskada, FPI, Muhammadiyah, Al Wasliyah, NU Banda Aceh.
Editor : hasyim
0 comments:
Post a Comment
komentar anda...