|
Di tengah pekatnya, realita dunia yang masih disibukkan oleh konflik internal dan berkembangnya kelompok Islam garis keras, serta berlanjutnya strategi Amerika membela Yahudi penjajah Palestina, kelompok perlawanan dengan berbagai faksinya menunjukkan kemampuannya dalam menghadapi penjajah Israel. Konflik dengan musuh utama bangsa Arab kini mulai dari gerbang Gaza kembali. Gerbang konflik yang tidak pernah diinginkan oleh Israel dan Amerika, atau rezim Arab Spring yang sampai saat ini masih belum berperang dalam membela Palestina dan rakyatnya serta kelompok perlawanannya di Gaza. Namun rezim-rezim Arab itu merasakan shock dan seakan perlawanan itu memojokkan mereka. Kelompok perlawanan itu memaksa mereka bersikap yang mereka lari darinya. Kelompok perlawanan itu mampu menciptakan perimbangan kekuataan dengan Israel yang dibuat gusar karena perubahan kaidah permainan dengan Gaza. Israel gusar agar berulang sekenario agresi Israel berakhir dengan kekalahan di Libanon tahun 2000 dan berulang di tahun 2006. Yang semakin membuat Israel gusar adalah keberanian militer Israel menggelar serangan lebih luas (darat) yang akan mengantarkan kepada kegagalan lebih besar dari agresi tahun 2008-2009. Sehingga Israel akan mengalami dilema dalam menghadapi perlawanan Palestina. Kekuatan militer Israel pun semakin keropos. Perkembangan kinerja perlawanan Palestina menghadapi Israel menunjukkan sejumlah kesimpulan berikut: 1. Perlawanan Palestina menunjukkan kemampuan yang terus terbarui dalam menghadapi Israel. Dengan roket hingga menembus Tel Aviv dan sekitarnya, baik dari sisi target dan jarak tempuhnya yang memaksa Israel lari ke tempat persembunyian. 2. Sistem Iron Dome Israel yang dikembangkan Israel untuk bisa menghalangi roket perlawanan terbukti gagal. Sistem ini hanya mampu menghalangi sebagian roket dan tidak semua. Ini berarti ada ratusan dolar USD yang dikeluarkan Amerika untuk proyek ini tidak berguna dan tidak mampu menjaga Israel. Jika Israel akan menggelar serangan lebih luas maka roket-roket perlawanan itu akan semakin banyak berjatuhan ke pemukiman Yahudi yang sebagiannya bisa menembus Tel Aviv. 3. Israel semakin kelabakan dan ragu-ragu mengambil sikap. Di satu sisi Israel melancarkan ancaman luas ke Jalur Gaza namun khawatir akan memberikan dampak buruk kepada Israel dan tidak bisa menghadang roket perlawanan seperti di tahun 2008-2009. Hal itu ditegaskan oleh Menteri Urusan Strategi Israel Moshe Yaalon yang di awal agresi agar memaksa Hamas dan perlawanan lainnya menghentikan roket. Kemudian justru Israel diminta untuk hentikan serangan. Kemudia Yaalon mengakui bahwa “tidak ada solusi segera dalam masalah roket Palestina”. Elit Israel sebelumnya menilai bahwa tidak jalan lain kecuali harus menggelar aksi operasi militer udara, darat dan laut. Namun pada saat yang sama operasi itu bukan “refreshing” bagi Israel dan hanya miniatur bagi operasi Cast Lade. 4. Elit Israel ragu-ragu akan menggelar serangan darat meski sudah mendapatkan legitimasi Amerika dan sikap barat yang berpihak kepada Israel. Namun PM Israel Benjamen Netahyahu tidak segera melancarkan serangan darat lebih luas dan hanya melakukan serangan udara terbatas dan membuat syarat politik kembali kepada gencatan senjata. (atb) Al-Wathan Qatar pip |
Perkembangan Kemampuan Perlawanan Palestina dan Ketidakmampuan Deterensi Israel
- Title : Perkembangan Kemampuan Perlawanan Palestina dan Ketidakmampuan Deterensi Israel
- Date : 11/19/2012 08:05:00 pm
- Labels : palestina
0 comments:
Post a Comment
komentar anda...