Gubernur
Aceh Zaini Abdulah menerima kunjungan penasehat politik Kedutaan Besar
Inggris untuk indonesia Mrs Caroline Rowett di Pendapa Gubernur Banda
Aceh, Senin (23/9). Pertemuan tersebut mebicarakan persoalan terkini
menyangkut aceh. FOTO/HUMAS PEMDA ACEH
BANDA ACEH - Konselor (Penasihat) Politik Kedutaan Besar (Kedubes) Inggris untuk Indonesia, Mrs Caroline Rowett dan stafnya Mr Iwan Dzulvan Amir, Senin (23/9) kemarin, melakukan pertemuan dengan Gubernur Aceh dr H Zaini Abdullah, di Meuligoe Gubernur Aceh. Gubernur didampingi Staf Ahli Gubenur Aceh Zulkifli Ahmad, Kepala Kesbangpol dan Linmas Aceh Nasir Zalba, Kadis Pertanian Tanaman Pangan Razali Adam, Karo Tata Pemerintahan Setda Aceh Kamaruddin, dan Karo Humas Pemerintah Aceh H Nurdin F Joes. Dalam siaran pers kepada Serambi kemarin, Nurdin F Joes mengatakan, kunjungan Rowett kepada Gubernur Aceh membincangkan perkembangan terkini Pemerintah Aceh dan kondisi daerah ini secara umum. “Gubernur memaparkan perkembangan hubungan yang harmonis Aceh-Jakarta, perkembangan pertanian, kehutanan dan lingkungan, pemerintahan, politik sampai pemberlakuan syariat Islam di Aceh,” tulis F Joes. Terkait pertanian, kepada Rowett Gubernur menjelaskan titik titik konsentrasi penanaman kedelai di Aceh Timur, coklat dan jagung di Agara dan Gayo Lues, dan padi di beberapa kabupaten. “Semua itu ditujukan kepada pengimbangan ketahanan dan kebutuhan pangan nasional. Bahan bahan pangan Aceh itu dipasarkan ke Sumut, beberapa wilayah di Sumatra, dan sisanya diserap Bulog,” kata Gubernur seperti dikutip F Joes. Khusus kedelai, produksinya dinilai sangat baik di wilayah Aceh. Gubernur mengatakan, dalam dua tahun ke depan Aceh menjadi lumbung kedelai nasional. Semua tanaman pangan itu tidak mengganggu lingkungan sebagaimana dipertanyakan Rowett. “Produksi berbagai komoditas unggulan dari Aceh itu tidak mengganggu lingkungan dan tidak pula menimbulkan konflik-satwa. Lahan tidur banyak digarap petani Aceh,” kata Gubernur dan dibenarkan Kadis Pertanian Razali Adam. Terkait politik, beberapa hal yang belum tuntas yang mesti disahuti Pemerintah Pusat sebagaimana amanat UUPA, Gubernur Aceh mengatakan tetap terus melobi Jakarta agar semua RPP dan Perpres dapat diselesaikan sebelum Presiden SBY mengakhiri tugasnya sebagai Presiden Indonesia. Zaini Abdullah juga menjelaskan, Pemilu 2014 yang berlangsung di Aceh akan berjalan dengan baik melalui keikutsertaan 3 parlok, masing-masing PA, PNA, dan PDA plus parnas. “Semua langkah rakyat Aceh bergerak ke depan dan terencana dalam era demokrasi yang baik,” ujarnya. Pada sisi pemberlakuan syariat Islam, sama sekali tidak pula mengganggu umat beragama lainnya. Regulasi syariat berjalan pada koridor yang baik bagi pemeluk agama di Aceh. “Syariat Islam telah berjalan dengan baik sejak masa sultan sampai kini. Umat beragama berada dalam harmoni yang damai dan saling menghargai,” demikian Gubernur Aceh, seperti dikutip siaran pers Humas Pemerintah Aceh.(nal)tribunnews
BANDA ACEH - Konselor (Penasihat) Politik Kedutaan Besar (Kedubes) Inggris untuk Indonesia, Mrs Caroline Rowett dan stafnya Mr Iwan Dzulvan Amir, Senin (23/9) kemarin, melakukan pertemuan dengan Gubernur Aceh dr H Zaini Abdullah, di Meuligoe Gubernur Aceh. Gubernur didampingi Staf Ahli Gubenur Aceh Zulkifli Ahmad, Kepala Kesbangpol dan Linmas Aceh Nasir Zalba, Kadis Pertanian Tanaman Pangan Razali Adam, Karo Tata Pemerintahan Setda Aceh Kamaruddin, dan Karo Humas Pemerintah Aceh H Nurdin F Joes. Dalam siaran pers kepada Serambi kemarin, Nurdin F Joes mengatakan, kunjungan Rowett kepada Gubernur Aceh membincangkan perkembangan terkini Pemerintah Aceh dan kondisi daerah ini secara umum. “Gubernur memaparkan perkembangan hubungan yang harmonis Aceh-Jakarta, perkembangan pertanian, kehutanan dan lingkungan, pemerintahan, politik sampai pemberlakuan syariat Islam di Aceh,” tulis F Joes. Terkait pertanian, kepada Rowett Gubernur menjelaskan titik titik konsentrasi penanaman kedelai di Aceh Timur, coklat dan jagung di Agara dan Gayo Lues, dan padi di beberapa kabupaten. “Semua itu ditujukan kepada pengimbangan ketahanan dan kebutuhan pangan nasional. Bahan bahan pangan Aceh itu dipasarkan ke Sumut, beberapa wilayah di Sumatra, dan sisanya diserap Bulog,” kata Gubernur seperti dikutip F Joes. Khusus kedelai, produksinya dinilai sangat baik di wilayah Aceh. Gubernur mengatakan, dalam dua tahun ke depan Aceh menjadi lumbung kedelai nasional. Semua tanaman pangan itu tidak mengganggu lingkungan sebagaimana dipertanyakan Rowett. “Produksi berbagai komoditas unggulan dari Aceh itu tidak mengganggu lingkungan dan tidak pula menimbulkan konflik-satwa. Lahan tidur banyak digarap petani Aceh,” kata Gubernur dan dibenarkan Kadis Pertanian Razali Adam. Terkait politik, beberapa hal yang belum tuntas yang mesti disahuti Pemerintah Pusat sebagaimana amanat UUPA, Gubernur Aceh mengatakan tetap terus melobi Jakarta agar semua RPP dan Perpres dapat diselesaikan sebelum Presiden SBY mengakhiri tugasnya sebagai Presiden Indonesia. Zaini Abdullah juga menjelaskan, Pemilu 2014 yang berlangsung di Aceh akan berjalan dengan baik melalui keikutsertaan 3 parlok, masing-masing PA, PNA, dan PDA plus parnas. “Semua langkah rakyat Aceh bergerak ke depan dan terencana dalam era demokrasi yang baik,” ujarnya. Pada sisi pemberlakuan syariat Islam, sama sekali tidak pula mengganggu umat beragama lainnya. Regulasi syariat berjalan pada koridor yang baik bagi pemeluk agama di Aceh. “Syariat Islam telah berjalan dengan baik sejak masa sultan sampai kini. Umat beragama berada dalam harmoni yang damai dan saling menghargai,” demikian Gubernur Aceh, seperti dikutip siaran pers Humas Pemerintah Aceh.(nal)tribunnews